Print Sermon

Tujuan dari situs ini adalah untuk menyediakan manuskrip dan video khotbah gratis kepada para pendeta dan misionaris di seluruh dunia, terutama Dunia Ketiga, di mana hanya ada sedikit sekolah seminari teologi atau sekolah Alkitab.

Naskah-naskah khotbah dan video ini diakses oleh sekitar 1,500,000 komputer di lebih dari 221 negara setiap tahunnya di www.sermonsfortheworld.com. Ratusan orang lainnya menyaksikan video di YouTube, tetapi mereka akan segera meninggalkan YouTube dan mengunjungi langsung ke website kami. Naskah-naskah khotbah ini disajikan dalam 46 bahasa kepada sekitar 120,000 komputer setiap bulannya. Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Jadi para pengkhotbah boleh menggunakannya tanpa seijin kami. Silahkan klik di sini untuk mengetahui bagaimana Anda dapat memberikan donasi setiap bulan untuk membantu kami dalam pekerjaan besar pemberitaan Injil ke seluruh dunia ini.

Kapanpun Anda menulis pesan untuk Dr. Hymers, selalu sebutkan kepada beliau negara di mana Anda tinggal. Surel Dr. Hymers adalah rlhymersjr@sbcglobal.net. .




PERSEMBAHAN ISHAK

(KHOTBAH #70 DARI KITAB KEJADIAN)

(THE OFFERING OF ISAAC)
(SERMON #70 ON THE BOOK OF GENESIS)
(Indonesian)

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.
diterjemahkan oleh Dr. Edi Purwanto

Khotbah ini dikhotbahkan di Baptist Tabernacle of Los Angeles
Pada Kebaktian Minggu Pagi, 17 Pebruari 2013


Ini adalah khotbah ketujuh puluh yang saya khotbahkan dari Kitab Kejadian pada beberapa bulan terakhir ini. Saya berharap ini memberkati setiap Anda pagi ini! Silahkan membuka Alkitab Anda dalam Kejadian 22:1, sementara kita berdiri bersama.

“Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan." Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."” (Kejadian 22:1-2).

Anda dipersilahkan duduk kembali.

Catatan ini cukup sederhana, namun ini memiliki pesan yang sangat mendalam, begitu dalam sehingga saya telah ragu-ragu untuk mengkhotbahkan bagian ini selama bertahun-tahun. Saya akan menjelaskan itu dalam beberapa menit. Namun pertama-tama saya akan menyampaikan sebuah kisah kepada Anda. Abraham sudah sangat tua ketika putranya Ishak dilahirkan. Ia telah berumur tujuh puluh lima tahun ketika Allah berjanji akan memberikan seorang putra kepadanya. Ia telah menanti selama dua puluh lima tahun, dan ia telah berumur seratus tahun ketika putranya itu dilahirkan. Ketika kita sampai pada pasal ini, Ishak berumur sekitar 26 atau 27 tahun. Kemudian Allah menguji Abraham. Ia memerintahkan Abraham untuk membawa putranya yang sangat ia sayangi, yaitu Ishak, dan pergi ke bukit Moria, “dan mempersembahkan dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung” (Kejadian 22:2). Mereka melakukan perjalanan ke tempat itu. Abraham mengambil kayu yang telah ia bawa, membangun sebuah mezbah, dan menata kayu api. Kemudian ia mengikat Ishak dan meletakkan dia di atas kayu tersebut.

“Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan." Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya” (Kejadian 22:10-13).

Itu adalah catatan tentang apa yang terjadi. Seperti yang telah saya katakan, itu sangat sederhana. Namun ada begitu banyak bagian untuk kisah itu yang saya ragu untuk khotbahkan hingga sekarang ini. Kemudian saya membaca tafsiran Dr. H. C. Leupold tentang perikop ini. Ia berkata, “Dalam mengkhotbahkan perikop ini paling tidak ada dua pendekatan yang mungkin” (H. C. Leupold, D.D., Exposition of Genesis, volume II, Baker Book House, edisi 1985, hlm. 637).

Pemikiran bahwa “paling sedikit” ada dua pendekatan ketika mengkhotbahkan perikop ini membesarkan hati saya. Oleh sebab itu saya akan memberikan empat aplikasi dari perikop yang luar biasa ini kepada Anda.

I. Pertama, perikop ini berbicara tentang iman yang diuji.

Ayat satu mengatakan, “Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham” (Kejadian 22:1). Akar utama dari kata Ibrani untuk “mencoba” di sini berarti “menguji” (Strong). Dr. McGee berkata, “Kata mencoba adalah sedikit terlalu kuat. Yakobus membuatnya menjadi sangat jelas dalam suratnya bahwa Allah tidak pernah mencobai siapapun dengan kejahatan. Allah menguji umat dalam arti bahwa Ia menguji iman mereka. Allah menguji Abraham” (J. Vernon McGee, Th.D., Thru the Bible, Thomas Nelson Publishers, 1981, volume I, hlm. 90).

Teks kita menjelaskan ujian besar keempat yang Allah berikan kepada Abraham. Setiap ujian melibatkan penyerahan sesuatu yang ia kasihi. Pertama, ia telah dipanggil untuk meninggalkan keluarganya dan tanah kelahirannya (Kejadian 12:1). Kedua, ia diminta untuk memisahkan diri dari keponakannya Lot (Kejadian 13:1-18). Ketiga, ia diminta untuk menyerah akan rencanya bagi Ismael (Kejadian 17:17, 18). Keempat, di sini ia diminta untuk mempersembahkan putranya yang sangat ia sayangi yaitu Ishak sebagai korban bakaran. Arthur W. Pink berkata,

      Kehidupan orang percaya adalah suatu rangkaian ujian, karena hanya oleh disiplin yang dapat membuat karakter orang Kristen dibangun. Seringkali ada satu ujian terbesar, yang didahului dengan ujian-ujian lain sebagai suatu persiapan. Demikian juga halnya dengan Abraham. Ia telah diuji lagi dan lagi, namun tidak pernah seperti yang ada di sini. Permintaan Allah adalah, “Hai anakku, berikanlah hatimu kepadaku” (Amsal 23:26). Bukanlah intelek kita, talenta-talenta kita, atau uang kita, namun hati kita, itulah yang pertama Allah minta. Ketika kita telah merespon permintaan Allah, Ia mengulurkan tangan-Nya atas sesuatu yang paling istimewa dan paling kita sayangi, untuk membuktikan keaslian respon kita, karena Allah membutuhkan kebenaran dalam bagian batiniah dan bukan sekedar di bibir kita. Seperti itulah Allah berurusan dengan Abraham (Arthur W. Pink, Gleanings in Genesis, Moody Press, edisi 1981, hlm. 226).

Selalu ada ujian besar tepat di awal, ketika seseorang pertama kali mendengar Injil. Yesus berkata, “Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku” (Lukas 14:33). Itu berarti Anda harus menginginkan Kristus lebih dari apapun juga. Dosa-dosa yang Anda kasihi harus pergi. Apa yang Anda miliki di dunia ini harus menduduki tempat kedua. Indulgensi tersembunyi harus diserahkan. Anda tidak dapat melayani hal-hal itu dan menjadi seorang Kristen pada saat yang sama! Seseorang berkata, “Namun ini akan merusak karir saya.” Yesus berkata, “Kamu tidak dapat melayani Allah dan mammon” (Lukas 16:13). Yesus berkata, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya...” (Lukas 9:23). Di sinilah di mana banyak orang tersandung. Mereka ingin menjadi orang-orang Kristen tanpa menyerahkan apapun. Mereka ingin diselamatkan tanpa mengubah apapun dalam kehidupan mereka. Mereka ingin mempertahankan beberapa dosa dan bertobat pada saat yang sama! Itu tidak mungkin! Itu tidak dapat terjadi! Itu tak terbayangkan, keluar dari suatu pertanyaan, dan suatu kontradiksi yang absurb! “ Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku” (Lukas 14:33).

Bukankah persis seperti itu apa yang Abraham hadapi di Gunung Moria? Allah menguji Abraham. Apakah ia akan menyerahkan hal yang paling ia sayangi di dunia ini – putra satu-satunya? Allah berfirman, “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran” (Kejadian 22:2). Dan itu adalah ujian yang Anda hadapi. Ambillah dosa yang Anda kasihi dan persembahkan itu sebagai korban bakaran. Akankah Anda melakukan itu? Jika Anda tidak mau Anda tidak akan menjadi orang Kristen sejati. Pertahankan itu dan Anda tidak akan pernah bertobat – tidak pernah! Tidak pernah! Tidak pernah! Oh, kiranya doa Anda bergema seperti lagu pujian ini!

Ya Tuhan, bertakhta di surga megah,
   Inilah korbanku: Sempurnakanlah,
Agar kuserahkan hidupku penuh;
   Sucikan hatiku di dalam RohMu.
Tuhan Yesus, ubahlah aku;
   Sucikan hatiku di dalam RohMu.
(“Whiter Than Snow” oleh James Nicholson, 1828-1896/
     Terjemahan Nyanyian Pujian No. 90).

II. Kedua, perikop ini berbicara tentang kasih Allah.

Pikirkan tentang sakitnya hati yang Abraham rasakan ketika ia mengambil putra kesayangannya untuk dijadikan korban bakaran bagi Allah!

“Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi… dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban…” (Kejadian 22:2).

Arthur W. Pink berkata, “Ini adalah salah satu dari sangat sedikit tipe Perjanjian Lama yang membawa ke hadapan kita bukan hanya Allah Putra namun juga Allah Bapa. Di sini [lebih dari tempat lain manapun dalam Perjanjian Lama] kita diperlihatkan kasih Bapa. Di sini kita memperoleh nubuatan bayangan yang begitu indah tentang sisi Ilahi dari Kalvari” (Pink, ibid., hlm. 222).

Dalam Kejadian pasal dua puluh dua kita belajar sesuatu tentang bagaimana perasaan Allah ketika

“Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua…” (Roma 8:32).

Mr. Pink berkata, “Oh! Bagaimana Roh Allah tahan akan korban dan persembahan, seperti harus ada [kesamaan antara] tipe [Abraham] dan Antitipe [Allah Bapa] – ‘anakmu’ – ‘anakmu yang tunggal’ – ‘yang engkau kasihi’!... Sesungguhnya ini adalah sentral dari Kejadian 22. Dalam Pasal ini Abraham jauh lebih menonjol daripada Ishak… Ini adalah [kasih] dari hati Bapa yang di sini ditampilkan dengan sangat mencolok” (Pink, ibid.). kesedihan dan duka yang Allah Bapa rasakan ketika Yesus disalibkan ditunjukkan kepada kita di dalam Abraham, tipe dari Allah Bapa.

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16).

Perikop ini menunjukkan kepada kita ujian iman, dan kasih Allah Bapa. Namun masih ada lagi, karena ini adalah pasal yang sangat kaya di dalam Firman Allah.

III. Ketiga, perikop ini berbicara tentang ketaatan Kristus sampai mati.

“Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham: "Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?" Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya” (Kejadian 22:7-10).

Apakah Anda melihat betapa patuh dan taatnya Ishak ketika pergi ke pembantaian? Ishak adalah suatu tipe. Yesus adalah antitipenya, penggenapan dari tipe itu. Ishak pergi dengan taat menuju kematiannya, persis seperti yang dilakukan Kristus. Nabi berkata bahwa Kristus, “seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian” (Yesaya 53:7). Ishak tidak mempertahankan dirinya sendiri ketika ayahnya mengikat dia “dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api ” (Kejadian 22:9). Dan Ketika Pilatus menanyai Yesus, “Ia tidak menjawab suatu katapun, sehingga wali negeri itu sangat heran” (Matius 27:14). Dan Yesaya berkata, “Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya” (Yesaya 53:7).

Perhatikan juga Ishak memikul kayu itu. Perikop ini berkata, “Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya” (Kejadian 22:6). Itu adalah gambaran Kristus yang memikul salib-Nya ke tempat penyaliban! Di sini kita diingatkan bahwa Kristus, “telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Filipi 2:8).

“Seorang yang penuh kesengsaraan,” itulah namanya
   Karena Anak Allah datang
Manusia berdoa dipulihkan dari kerusakan
   Haleluya! Juruselamat!
(“Hallelujah! What a Saviour!” oleh Philip P. Bliss, 1838-1876).

Namun masih ada satu poin lagi.

IV. Keempat, perikop ini berbicara tentang kematian penebusan Kristus menggantikan orang-orang berdosa.

Abraham mengulurkan tangannya dan mengambil pisau untuk membunuh putranya, Ishak. Ini nampak seperti aneh bagi Abraham sama seperti bagi Anda dan saya, ketika kita membaca tentang ini. Abraham percaya bahwa mempersembahkan korban manusia adalah salah. Sampai saat itu belum pernah terpikirkan olehnya mengenai mempersembahkan korban manusia. Ini menunjukkan krisis riil dalam pikiran Abraham. Abaham telah melewati tiga pengujian lainnya. Pertama, ia dipanggil meninggalkan semua keluarganya di Ur Kasdim. Ia harus meninggalkan seluruh keluarganya. Itu adalah pengujian riil bagi Abraham. Saya tahu bagaimana rasanya memiliki keluarga non-Kristen yang berpikir bahwa Anda telah menjadi gila karena Anda menjadi orang Kristen. Sehingga saya dapat memahami dukacita yang Abraham rasakan ketika harus meninggalkan mereka. Kemudian ada pengujian yang datang berhubungan dengan keponakannya, yaitu Lot. Ia adalah keluarga terakhirnya yang ada bersama dengan dia. Namun waktu datang ketika ia harus berpisah, dan Lot pergi untuk tinggal di kota Sodom. Kemudian ada pengujian tentang putranya dari Hagar. Ia menyanyangi Ismael, dan tidak ingin berpisah darinya. Abraham berseru kepada Allah, “Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!” (Kejadian 17:18). Kemudian Abraham menghadapi pengujian tertinggi ini, yang menjadi krisis besar keempat dalam hidupnya – Allah meminta dia untuk mempersembahkan Ishak! Abraham tidak memahami ini sama sekali, karena Alllah pernah berkata kepadanya, “yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak” (Kejadian 21:12). Abraham tidak memahami mengapa ia harus membunuh putra yang telah dijanjikan selama bertahun-tahun itu. Namun iman Abraham begitu kuat, sehingga ia percaya bahwa “Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati” (Ibrani 11:19).

Anda lihat, setiap kali Anda melalui suatu ujian yang Allah berikan kepada Anda, Anda menerima iman yang lebih besar, dan iman Anda menjadi lebih kuat. Ada beberapa kali dalam hidup saya ketika saya berpikir saya tidak dapat terus hidup sebagai orang Kristen. Ini adalah saat-saat mengalami kekecewaan besar dan pengujian yang sangat berat, yang sungguh-sungguh sangat berat. Namun dengan melihat ke belakang saya dapat melihat sekarang bahwa Allah menguji saya untuk suatu alasan. Saya tidak akan menjadi orang hari ini jika Allah tidak memberikan anugerah untuk melewati ujian-ujian mengerikan itu. Dan seperti itulah dalam kehidupan Abraham.

Namun kemudian, ketika Abraham mengambil pisau untuk menyembelih putranya, Allah tiba-tiba memanggil dia,

“Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku” (Kejadian 22:12).

Allah mengetahui Abraham takut kepada-Nya sebelum ini, namun keluarganya dan Ishak sendiri tidak akan yakin – sampai mereka melihat bahwa ia bersedia membuat persembahan tertingginya. Itulah sebabnya mengapa Rasul Yakobus berkata Abraham “dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya” (Yakobus 2:21). Imannya menghasilkan perbuatan-perbuatan baiknya. Itulah alasan Yakobus berkata, “Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati” (Yakobus 2:17). Abraham telah membuktikan imannya dengan perbuatan-perbuatannya, dengan kesediannya untuk mentaati Allah dengan mempersembahkan Ishak.

Namun tunggu! Di sinilah saya menjadi bingung ketika saya membaca pasal ini pada waktu-waktu yang lalu. Saya bertanya-tanya bagaimana sebuah tipe dapat berubah dari Ishak menjadi seekor domba jantan, karena kita membaca,

“Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya” (Kejadian 22:13).

Tipe dari Kristus sebagai korban penebusan kita beralih dari Ishak kepada seekor domba jantan itu. Di sinilah Dr. Leupold telah membantu saya ketika ia berkata, “paling tidak ada dua pendekatan yang mungkin” ketika mengkhotbah perikop ini. Saya sungguh menemukan bahwa paling tidak ada empat pendekatan.

Tipe beralih di sini, dan Ishak menjadi tipe orang berdosa, dihukum oleh hukum Allah, yang menghukum orang berdosa untuk mati. Ya, Ishak adalah seorang berdosa, sama seperti semua orang. Dan ya, “upah dosa ialah maut” (Roma 6:23). Dan betapa ini adalah tipe yang mengagumkan! Ishak seorang berdosa terhindar dari penghukuman hukum Allah melalui seekor domba jantan tersebut, sehingga Abraham mengambil “domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya” (Kejadian 22:13). Perjanjian Baru berkata, “Kristus mati bagi dosa-dosa kita” (I Korintus 15:3). Dan Rasul Petrus berkata,

“Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah (I Petrus 3:18).

Perhatikanlah Kejadian 22:14, “Dan Abraham menamai tempat itu Jehovah-jireh,” yang berarti “TUHAN menyediakan.” Allah menyediakan Yesus, untuk mengambil tempat kita sebagai penanggung dosa, sama seperti Ia menyediakan seekor domba jantan menggantikan tempat Ishak! Percayalah kepada Yesus dan Ia akan mengantikan tempat Anda, dan membayar penghukuman atas dosa Anda di kayu Salib! Itulah doa saya bagi Anda kiranya Anda berpaling dari dosa-dosa Anda dan percaya kepada Yesus sekarang. Ia telah mati menggantikan tempat Anda, mengampuni dosa-dosa Anda, dan membawa Anda kepada Allah!

Anda mungkin takut bila Anda harus mengubah terlalu banyak ketika Anda percaya Kristus. Jika Anda gagal pada ujian itu Anda tidak akan pernah diselamatkan! Anda harus berdiri melawan ketakutan-ketakutan Anda dan datang kepada Kristus dengan berani. Jangan ragu-ragu! Hempaskanlah diri Anda sendiri kepada sang Juruselamat melalui iman. Ia akan menyelamatkan Anda dari murka Allah, dan penghukum karena dosa. Darah Yesus akan menyucikan Anda dari segala dosa. Kematian-Nya yang menebus Anda di kayu Salib akan membayar harga bagi dosa Anda, dan Anda tidak akan pernah dihukum.

Jika Anda tertarik untuk menjadi orang Kristen yang sejati, silahkan tinggalkan tempat duduk Anda dan melangkah ke belakang ruangan ini. Dr. Cagan akan membawa Anda ke tempat yang tenang di mana kami dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan Anda, dan berbicara dan berdoa. Silahkan pergi sekarang. Dr. Chan, mohon memimpin kita di dalam doa bagi pertobatan orang-orang yang telah berespon. Amin.

(AKHIR KHOTBAH)
Anda dapat membaca khotbah Dr Hymers setiap minggu di Internet
di www.realconversion.com. Klik di “Khotbah Indonesia.”

Anda dapat mengirim email kepada Dr. Hymers dalam bahasa Inggris ke
rlhymersjr@sbcglobal.net (Click Here) – atau Anda juga boleh mengirim surat kepadanya
ke P.O. Box 15308, Los Angeles, CA 90015. Atau telepon beliau di (818)352-0452.

Pembacaan Alkitab Sebelum Khotbah oleh Mr. Abel Prudhomme: Kejadian 22:1-13.
Persembahan Pujian Sebelum Khotbah oleh Mr. Benjamin Kincaid Griffith:
He Bought My Soul” (oleh Stuart Hamblen, 1908-1989).


GARIS BESAR KHOTBAH

PERSEMBAHAN ISHAK

(KHOTBAH #70 DARI KITAB KEJADIAN)

(THE OFFERING OF ISAAC)
(SERMON #70 ON THE BOOK OF GENESIS)

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.

“Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan." Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."” (Kejadian 22:1-2).

(Kejadian 22:10-13)

I.   Pertama, perikop ini berbicara tentang iman yang diuji, Kejadian 22:1;
Kejadian 12:1; 13:1-18; 17:17, 18; Amsal 23:26; Lukas 14:33; 16:13; 9:23.

II.  Kedua, perikop ini berbicara tentang kasih Allah, Roma 8:32;
Yohanes 3:16.

III. Ketiga, perikop ini berbicara tentang ketaatan Kristus sampai mati,
Kejadian 22:7-10; Yesaya 53:7; Matius 27:14; Kejadian 22:6; Filipi 2:8.

IV. Keempat, perikop ini berbicara tentang kematian penebusan Kristus
menggantikan orang-orang berdosa, Kejadian 17:18; 21:12; Ibrani 11:19;
Kejadian 22:12; Yakobus 2:21, 17; Kejadian 22:13; Roma 6:23;
I Korintus 15:3; I Petrus 3:18; Kejadian 22:14.