Tujuan dari situs ini adalah untuk menyediakan manuskrip dan video khotbah gratis kepada para pendeta dan misionaris di seluruh dunia, terutama Dunia Ketiga, di mana hanya ada sedikit sekolah seminari teologi atau sekolah Alkitab.
Naskah-naskah khotbah dan video ini diakses oleh sekitar 1,500,000 komputer di lebih dari 221 negara setiap tahunnya di www.sermonsfortheworld.com. Ratusan orang lainnya menyaksikan video di YouTube, tetapi mereka akan segera meninggalkan YouTube dan mengunjungi langsung ke website kami. Naskah-naskah khotbah ini disajikan dalam 46 bahasa kepada sekitar 120,000 komputer setiap bulannya. Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Jadi para pengkhotbah boleh menggunakannya tanpa seijin kami. Silahkan klik di sini untuk mengetahui bagaimana Anda dapat memberikan donasi setiap bulan untuk membantu kami dalam pekerjaan besar pemberitaan Injil ke seluruh dunia ini.
Kapanpun Anda menulis pesan untuk Dr. Hymers, selalu sebutkan kepada beliau negara di mana Anda tinggal. Surel Dr. Hymers adalah rlhymersjr@sbcglobal.net.
.
APAKAH ROB BELL BERPIKIR (DOES ROB BELL THINK oleh Dr. R. L. Hymers, Jr. Khotbah ini dikhotbahkan diBaptist Tabernacle of Los Angeles “Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu, kamu akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata: Tuan, bukakanlah kami pintu! dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang. Maka kamu akan berkata: Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami. Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!” (Lukas 13:24-27). |
Rob Bell adalah seorang pendeta muda yang telah menulis buku terlaris yang berjudul, Love Wins: A Book About Heaven, Hell, and the Fate of Every Person who has Ever Lived (HarperOne, 2011). Bell berpikir bahwa setiap orang, termasuk orang-orang di Neraka, semuanya pada akhirnya akan diselamatkan.
Time Magazine (May 2, 2011) mengakui Bell sebagai salah satu dari 100 “Orang yang Sangat Berpengaruh” yang hidup hari ini. Jika itu benar, Tuhan tolonglah kami! Buku Bell mengatakan bahwa Allah tidak murka terhadap orang jahat, bahkan setelah kematian, orang-orang berdosa yang terhilang akan diberikan “kesempatan lain” untuk diselamatkan. Dan ia memaksudkan bahkan orang-orang seperti Hitler! Bahkan para pembunuh berantai, para penganiaya anak, para pemerkosa dan bahkan para teroris seperti Osama Bin Laden! Bell berkata, “Kasih Allah akan segera melelehkan bahkan hati yang paling keras… neraka tidaklah kekal, dan kasih, pada akhirnya, menang dan semua orang akan diperdamaikan dengan Allah” (Love Wins, ibid., hlm. 108, 109). Dr. Albert Mohler, Jr., president dari Southern Baptist Theological Seminary di Louisville, Kentucky, berkata bahwa buku Bell “secara teologis mendatangkan malapetaka. Kita harus terlibat ketika arti penting teologis dipermainkan dengan cara subversif” (Time, April 25, 2011, hlm. 40). Setelah menyaksikan video khotbah yang disampaikan oleh Rob Bell, seorang pendeta Anglikan (Gereja Inggris) Dr. Michael Youssef berkata, “Saya merasa muak… saya melihat bagaimana usaha orang muda ini dan bagaimana ia, dalam usaha untuk mencari nama untuk dirinya sendiri, mulai mengganggu [orang-orang yang mendengarkan dia] – menyebabkan begitu banyak kejahatan bagi jiwanya dan jiwa mereka… saya merasa bahwa pertanyaan-pertanyaan Bell sungguh serupa dengan pertanyaan-pertanyaan ular di Taman Eden: ‘Apakah Allah sungguh mengatakan itu?’… Dengan Love Wins, apa yang Rob Bell ingin lakukan… adalah untuk menyatakan kepada kita bahwa ia adalah seorang Universalist” (One News Now, quoted in The Sword of the Lord, April 15, 2011, hlm. 10).
“Universalist” adalah seseorang yang menolak firman yang jelas dari Kitab Suci dan berkata bahwa setiap orang pada akhirnya akan diselamatkan dari Neraka. Pengajaran ini bukanlah hal baru. Unitarian Universalists telah mengajarkan hal ini selama banyak dekade. Orang-orang liberal seperti Harry Emerson Fosdick mengajarkan ini seratus tahun yang lalu. Apa yang membuat ini nampak baru adalah karena Rob Bell mengklaim dirinya seorang evangelikal. Orang yang menyebut dirinya Evangelikal lainnya, Dr. Richard Mouw, presiden Fuller Theological Seminary yang telah menjadi liberal (dimana Bell memperoleh gelar Magister-nya) menyebut Love Wins “Buku yang luar biasa” (Daily News Journal). Saya telah membaca buku Bell dua kali. Ini tentunya bukan “buku yang luar biasa” dalam arti sebenarnya. Ini adalah buku kecil sederhana, yang dipenuhi dengan kebingungan anak muda dan campur-aduk dari spekulasi kosong dan pemutar-balikan Kitab Suci.
Itu membawa kita kepada teks kita. Ketika Tuhan Yesus Kristus ada dalam perjalanan ke Yerusalem, orang banyak yang mengikuti Dia mulai berkurang. Seseorang bertanya kepada-Nya, “Sedikit sajakah orang yang diselamatkan?” Yesus tidak menjawab pertanyaan itu. Orang itu kedengarannya sama seperti Rob Bell, tidak sopan dan penuh keinginan untuk dirinya sendiri. “Sedikit sajakah orang yang diselamatkan?” dari pada menjawab dia, Kristus berpaling kepada orang banyak dan berkata,
“Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu, kamu akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata: Tuan, bukakanlah kami pintu! dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang… enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!” (Lukas 13:24-25, 27b).
Tuhan Yesus Kristus, dalam perikop ini, berbicara secara langsung kepada salah satu dari banyak kesalahan dalam buku Rob Bell, Love Wins.
Rob Bell berkata, “Dapatkah Allah berkata kepada seseorang dengan sungguh-sungguh menghina, menghancurkan, dan tidak memberikan peluang untuk rekonsiliasi, “Sorry, sudah sangat terlambat’? Banyak orang telah menolak untuk menerima skenario yang mana seseorang sedang mengetok pintu, memohon maaf, dan menyesal [?], dan meminta Allah untuk membiarkannya masuk, hanya menemukan Allah yang berkata melalui lobang kunci: ‘Pintu sudah ditutup. Sorry. Jika kamu datang ke sini lebih awal, saya telah dapat melakukan sesuatu. Namun sekarang, sudah sangat terlambat’” (Love Wins, hlm. 108).
Dapatkah Allah mengatakan itu kepada seseorang? Tentu Ia dapat melakukannya! Bukanlah itu persis seperti apa yang Kristus katakan?
“Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu, kamu akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata: Tuan, bukakanlah kami pintu! dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang… enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!” (Lukas 13:25, 27).
Ya, itu persis seperti yang Allah katakan kepada orang-orang yang menolak Kristus sampai akhir hidup mereka di dunia ini! Allah akan “menutup pintu” keselamatan bagi mereka (Lukas 13:25). Dan bukankah itu persis seperti apa yang Kristus katakan bahwa Allah akan melakukannya untuk para gadis yang bodoh itu?
“Mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu”
(Matius 25:10-12).
Kemudian ada pola dasar tentang Allah yang melakukan hal yang sama dalam Perjanjian Lama. “Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia” (Matius 24:37). Alkitab menjelaskan kepada kita apa yang terjadi setelah Nuh beserta istrinya dan putra-putranya serta menantu-menantunya masuk ke dalam bahtera,
“dari segala yang hidup dan bernyawa datanglah sepasang mendapatkan Nuh ke dalam bahtera itu... lalu TUHAN menutup pintu bahtera itu di belakang Nuh” (Kejadian 7:15, 16).
“Hanya Nuh yang tinggal hidup dan semua yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu” (Kejadian 7:23).
Allah “menutup pintu dari dalam” setelah ia masuk ke dalam Bahtera itu. Tak seorang pun dapat masuk karena pintu Bahtera itu ditutup oleh Allah sendiri.
Allah masih sama hari ini sama seperti Allah sejak pada mulanya. Kita seharusnya tidak pernah menerima ajaran bidat Gnostik purba yang berkata bahwa Allah dari Perjanjian Lama tidak sama dengan Allah dari Perjanjian Baru. Tidak! Ia adalah Allah yang kekal. Rasul Petrus berkata bahwa Ia adalah Allah yang
“...tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik”
(II Petrus 2:5).
Hanya delapan orang yang diselamatkan, dari antara semua orang lainnya di muka bumi! “Lalu TUHAN menutup pintu bahtera itu di belakang Nuh” (Kejadian 7:16). “Lalu pintu ditutup” (Matius 25:10). “Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu” (Lukas 13:25). Ketika Allah menutup pintu keselamatan, tak seorangpun dapat masuk! Kitab Ibrani berkata, “Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi” (Ibrani 9:27). Tidak ada “kesempatan kedua” setelah kematian yang diberikan dalam ayat ini. Abraham berkata kepada orang kaya di Neraka, “Di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ [Neraka] kepada kami tidak dapat menyeberang” (Lukas 16:26). Tidak ada “kesempatan kedua” setelah kematian juga ditunjukkan dalam ayat itu.
Mengapa Rob Bell berkata, “Kasih Allah akan segera melelehkan bahkan hati yang paling keras… neraka tidaklah kekal, dan kasih, pada akhirnya, menang dan semua orang akan diperdamaikan dengan Allah”? (Love Wins, hlm, 108, 109).
Rob Bell mengatakan itu karena ia memiliki pemikiran yang salah tentang Allah! Kelihatannya ia hanya berpikir bahwa Allah memiliki satu sifat – sifat murah hati (kasih). Namun Allah yang dibicarakan di dalam Kitab Suci memiliki sifat-sifat lainnya – sifat kekudusan, yang termasuk di dalamnya keadilan. Dr. W. G. T. Shedd memberikan komentar ini tentang keadilan Allah.
Dalam agama Kristen… keadilan retributif terus muncul dalam pandangan… perikop Kitab Suci sebagaimana tersaji seperti berikut ini: “mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati” (Roma 1:23); “Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat” (2:9); “dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita” (II Tesalonika 1:8); “keadilan tidak akan membiarkannya hidup” - ILT (Kis. 28:4); “Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan” (Roma 12:19)… “Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat” (Galatia 3:10); “upah dosa ialah maut” (Roma 6:23)…. “Ia menghujani orang-orang fasik dengan arang berapi dan belerang; angin yang menghanguskan” (Mzm. 11:6); “lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung atau timpang dari pada dengan utuh kedua tangan dan kedua kakimu dicampakkan ke dalam api kekal” (Matius 18:8); “menanggung siksaan api kekal” (Yudas 7); “Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka” (Lukas 12:5); dst., dst.(W. G. T. Shedd, Ph.D., Dogmatic Theology, edited by Alan W. Gomes, P and R Publishing, third edition, 2003, hlm. 295, 301).
Dr. Martyn Lloyd-Jones berkata,
Para pengajar modern ini tidak percaya di dalam murka Allah; mereka berkata ini seharusnya dibuang. Namun di dalam Perjanjian Lama ide ini diletakkan di hadapan kita 580 kali. Bahwa Allah sedang murka terhadap dosa, bahwa Allah membenci dosa, adalah proposisi dasar (dikutip dalam Iain H. Murray, Lloyd-Jones: Messenger of Grace, The Banner of Truth Trust, 2008, hlm. 209).
Ini sama benarnya dengan Perjanjian Baru dalam ayat-ayat seperti berikut ini,
“Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka?” (Matius 23:33).
“Di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam”
(Markus 9:48).
“Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya” (II Tesalonika 1:9).
Kemudian sekarang, bagaimana seorang berdosa dapat lari dari penghukuman Allah? Ayat pertama dari teks kita mengatakan,
“Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat” (Lukas 13:24).
Dr. John Gill (1697-1771) berkata bahwa gerbang sesak itu adalah Kristus Sendiri. Kemudian ia berkata,
“Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu”… Berjuang, adalah menjadi tekun dalam menggunakan sarana-sarana, menyelidiki Kitab Suci dengan hati-hati, menghadiri kebaktian untuk mendenar khotbah dari Firman secara konstan, tidak melalaikan kesempatan yang ada; untuk berdoa dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh terang rohani, pengetahuan dan anugerah; untuk melawan setiap musuh yang menentang keselamatan jiwa, seperti dosa, Setan, dan dunia, untuk rela menanggung segala penghinaan dan penganiayaan, dan bertahan menghadapi semua kesulitan, demi suatu hadiah… “Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat” – juga ketika sudah sangat terlambat, ketika pintu telah ditutup; atau selain itu sebelumnya, sangat sedikit, dalam suatu cara yang dangkal… dari prinsip mengasihi diri sendiri, yang memimpin seseorang untuk [hanya] menginginkan kebahagiaan; dan dengan metode yang tidak langsung dan sangat tidak pantas… dengan profesi agamawi, dan pemenuhan lahiriah dari perintah-perintah Injil dan tidak oleh Kristus, dan iman di dalam Dia (John Gill, D.D., An Exposition of the New Testament, The Baptist Standard Bearer, 1989 reprint, volume I, hlm. 626; catatan untuk Lukas 13:24).
Saya pernah membaca pertobatan Spurgeon dalam autobiografinya. Betapa ia mengalami sengsara dalam jiwanya selama lima tahun, sebelum ia bertobat pada umur 15 tahun! Saya menyajikannya beberapa dari kata-katanya, ketika ia berjuang untuk masuk ke dalam Kristus. Ia berkata,
Selama lima tahun, ketika masih kanak-kanak, tidak ada apapun di hadapan mata saya selain dosa saya… Siang dan malam tangan Tuhan menekan atas ku. Saya mendambakan keselamatan, karena jiwaku tak berdaya di dalam diriku. Saya takut seakan langit akan runtuh menimpa ku, dan menghancurkan jiwaku yang bersalah. Hukum Tuhan diletakkan atasku, dan menelanjangi dosa-dosaku. Jika saya tidur pada malam hari, saya bermimpi tentang jurang neraka, dan ketika saya bangun, saya terlihat merasakan sengsara karena saya telah bermimpi… dengan air mata dan erangan, saya menaikkan doa saya, tanpa pengharapan dan tanpa tempat perlindungan, karena hukum Tuhan sedang mencambuk aku dengan sepuluh ujung cambuknya, dan kemudian menaburkan [garam ke dalam bekas-bekas luka itu] setelah itu, sehingga saya terguncang dan gemetar dengan rasa sakit dan kesedihan mendalam, dan jiwaku memilih cekikan dari pada hidup, karena aku begitu menderita. Kesengsaraan itu dikirim untuk alasan ini, agar aku kemudian dibuat berseru kepada Yesus. Bapa Sorgawi kita biasanya tidak menyebabkan kita mencari Juruselamat sampai Ia telah menebas kita untuk membersihkan segala kepercayaan diri kita; ia tidak dapat membuat kita [merindukan] Sorga sebelum Ia telah membuat kita merasakan siksaan tak tertahankan dari hati nurani yang menderita, yang adalah rasa pendahuluan dari Neraka (C. H. Spurgeon, Autobiography, Volume I: The Early Years, originally compiled by Susannah Spurgeon and Joseph Harrald, The Banner of Truth Trust, 1985 reprint, hlm. 58).
Betapa saya berdoa kiranya beberapa dari Anda anak-anak muda yang belum bertobat akan mengalami keinsafan akan dosa Anda, seperti yang Spurgeon muda pernah alami. Kemudian Anda akan merasakan kebutuhan Anda akan Yesus dengan sungguh-sungguh sehingga Anda menghempaskan diri Anda sendiri ke atas Dia, dan mengalami pertobatan sejati. Amin. Mari kita berdiri dan menyanyikan lagu nomer 7 pada lembaran lagu Anda, “Our Unregenerated State,” oleh Dr. Isaac Watts, menala “Amazing Grace.”
Tuhan yang agung dari kemuliaan dan anugerah, Milik kita kehinaan yang memalukan
Betapa hina ras kita yang telah rusak, Dan nama bapa pertama kita.
Dari Adam mengalir darah ternoda kita, Racun memerintah di dalamnya;
Membuat kita menentang apa yang baik Dan mau menjadi budak dosa.
Tiap hari kita melanggar hukum Tuhan yang suci, Dan menolak anugerah-Nya
Terikat dalam kekejaman Setan Melawan wajah Tuhan yang suci.
Kita hidup terpisah, jauh dari Tuhan, Dan mencintai keterpisahan itu;
Kita dengan cepat berlari pada jalan bahaya Yang memimpin kepada dosa dan neraka.
Kita tinggikan nama Bapa kita di tempat tinggi, Yang mengirim Roh-Nya
Untuk membawa orang berdosa yang suka melawan untuk mendekat,
Dan berpaling dari musuh menjadi sahabat Kristus.
Dan dapatkah pemberontak seperti ini dibaharui, Yang buta ini dibuat bercahaya?
Biarlah orang-orang berdosa memandang Putra-Nya, Oh Tuhan, Dan merasakan darah ilahi-Nya.
(“Our Unregenerated State” by Dr. Isaac Watts, 1674-1748;
to the tune of “Amazing Grace.”)
(AKHIR KHOTBAH)
Anda dapat membaca khotbah-khotbah Dr. Hymers setiap minggu di Internet
di www.realconversion.com. Klik di “Khotbah Indonesia.”
You may email Dr. Hymers at rlhymersjr@sbcglobal.net, (Click Here) –
or you may write to him at P.O. Box 15308, Los Angeles, CA 90015.
Or phone him at (818)352-0452.
Pembacaan Alkitab Sebelum Khotbah oleh Dr. Kreighton L. Chan: Lukas 13:22-29.
Lagu Solo Sebelum Khotbah oleh Mr. Benjamin Kincaid Griffith:
“What Will You Say Then?” (by Dr. John R. Rice, 1895-1980).
GARIS BESAR KHOTBAH APAKAH ROB BELL BERPIKIR (DOES ROB BELL THINK oleh Dr. R. L. Hymers, Jr. “Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu, kamu akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata: Tuan, bukakanlah kami pintu! dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang. Maka kamu akan berkata: Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami. Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!” (Lukas 13:24-27). (Matius 25:10-12; 24:37; Kejadian 7:15, 16, 23; II Petrus 2:5; Ibrani |