Tujuan dari situs ini adalah untuk menyediakan manuskrip dan video khotbah gratis kepada para pendeta dan misionaris di seluruh dunia, terutama Dunia Ketiga, di mana hanya ada sedikit sekolah seminari teologi atau sekolah Alkitab.
Naskah-naskah khotbah dan video ini diakses oleh sekitar 1,500,000 komputer di lebih dari 221 negara setiap tahunnya di www.sermonsfortheworld.com. Ratusan orang lainnya menyaksikan video di YouTube, tetapi mereka akan segera meninggalkan YouTube dan mengunjungi langsung ke website kami. Naskah-naskah khotbah ini disajikan dalam 46 bahasa kepada sekitar 120,000 komputer setiap bulannya. Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Jadi para pengkhotbah boleh menggunakannya tanpa seijin kami. Silahkan klik di sini untuk mengetahui bagaimana Anda dapat memberikan donasi setiap bulan untuk membantu kami dalam pekerjaan besar pemberitaan Injil ke seluruh dunia ini.
Kapanpun Anda menulis pesan untuk Dr. Hymers, selalu sebutkan kepada beliau negara di mana Anda tinggal. Surel Dr. Hymers adalah rlhymersjr@sbcglobal.net.
.
DITRANSFORMASI MELALUI KESUSAHAN! (TRANSFORMED THROUGH TRIBULATION!) oleh Dr. R. L. Hymers, Jr. Khtobah ini dikhotbahkan di Baptist Tabernacle of Los Angeles “Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad” (Matius 13:20-21). |
Khotbah ini adalah bagian kedua dari khotbah Minggu pagi yang lalu, “Ujian Nyata!” Saya akan menarik tiga pikiran dari Kitab Suci tema tentang kesusahan. Dr. R. C. H. Lenski berkata bahwa Matius 13:20-21 mengacu kepada pribadi yang pernah datang ke gereja dan mendengarkan khotbah. “Ini adalah seseorang yang pernah mendengar Firman dan pernah menerimanya dengan sukacita, membawa Anda untuk mengharapkan hal-hal besar [dari] Dia. Namun sesuatu yang salah sejak dari awalnya: membuat orang ini ‘tidak memiliki akar di dalam dirinya sendiri’” (R. C. H. Lenski, Th.D., The Interpretation of St. Matthew’s Gospel, Augsburg Publishing House, 1964 edition, hal. 520; catatan untuk Matius 13:20-21). Ini adalah seseorang yang datang ke gereja, bahagia mendengarkan khotbah-khotbah namun hanya bertahan di gereja untuk sebentar saja. Segera orang ini terserang dan tersandung, menyimpang, tersandung, “tahan sebentar saja” (Markus 4:17). Alasan utama orang ini meninggalkan gereja adalah bahwa ia tidak mau mengalami “kesusahan.”
Kita akan melihat tiga penggunaan kata “kesusahan” dalam Perjanjian Baru. Dari setiap ayat ini menggunakan kata Yunani “thlipsis.” Strong’s Exhaustive Concordance menjelaskan bahwa kata “thlipsis” berarti “pressure, anguish, trouble” (“tekanan, penderitaan berat, kesukaran”) (Strong #2347). Marilah kita melihat tiga bagian Kitab Suci di mana kata “kesusahan” muncul di sana.
I. Pertama, orang-orang yang tersandung oleh kesusahan dan kemudian meninggalkan gereja.
Mari kita membaca ayat 21 dengan lantang,
“Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad” (Matius 13:21) – dalam KJV kata “penindasan” itu diterjemahkan “tribulation” atau “kesusahan,” dan kata “murtad” diterjemahkan “offended” atau “tersandung atau terganggu” (penerjemah).
Anda dipersilahkan duduk kembali.
Ini adalah orang-orang yang pernah mendengar tentang Kristus dalam khotbah-khotbah itu. Mereka merasa bahagia ketika pertama kali mereka mendengar Injil. Namun mereka “tidak berakar” (Markus 4:17). Dr. Gill berkata, “Tidak ada hati yang bekerja, hanya [ide-ide teoritis] dan [emosi-emosi] palsu; tidak ada akar anugerah di dalam mereka” (John Gill, D.D., An Exposition of the New Testament, The Baptist Standard Bearer, 1989 reprint, volume I, hlm. 400; catatan untuk Markus 4:17). Ini adalah orang-orang yang belum pernah “berakar di dalam Dia [Kristus] dan dibangun di atas Dia [Kristus],” Kolose 2:7. Dr. Gill berkata, “Ia tidak memiliki akar di dalam dirinya sendiri, dan juga di dalam Kristus” (ibid., catatan untuk Matius 13:21). Dengan kata lain tipe dari orang ini belum pernah datang kepada Kristus, dan belum bertobat. Ia hanya memiliki “sukacita” emosional dalam kebersamaannya dengan teman-teman baru di gereja, menyanyian pujian, mendengarkan khotbah, dan bersukacita dalam makan bersama dalam persekutuan. Namun ia tidak pernah merasakan kebutuhan riilnya akan Yesus.
Kemudian, setelah beberapa waktu, ia merasakan “kesusahan.” Ingat kata “kesusahan” ini berasal dari kata yang berarti “tekanan” atau “kesulitan.” Sesuatu yang terjadi menyebabkan dia terganggu dan tertekan. Kadang-kadang mereka akan benar-benar mengunakan kata “tertekan” atau “kesulitan.” Mereka akan berkata, “Saya merasa ‘tertekan’ untuk datang ibadah,” atau “Terlalu banyak ‘kesulitan’ untuk datang setiap Minggu.” Ketika mereka merasakan ketertekanan ini, ini adalah kesusahan yang membuat mereka menolak untuk menghadapinya. Sehingga, ia “tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad” (Matius 13:21). Injil Lukas menambahkan, “dalam masa pencobaan mereka murtad” (Lukas 8:13). Hanya oleh perasaan “tertekan” untuk datang setiap minggu mencobai mereka, dan mereka berpaling, meninggalkan gereja mereka.
“Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja…” (Markus 4:16-17).
Dr. Gill berkata, “Mereka menjadi pendengar dan pengajar Injil untuk musim sesaat” (ibid., hal. 400). Sejak Kristus tidak berakar di dalam hati mereka, mereka tidak akan bertahan di gereja mereka untuk waktu yang lama. Mereka pasti tidak akan menjadi anggota gereja sepanjang hidup mereka! Mereka akan menjadi seperti apa yang disebut Spurgeon sebagai, “Burung-burung yang tidak memiliki sarang di manapun.” Mereka hanya akan bertahan dalam gereja mereka untuk sementara waktu saja. Mengapa? Karena mereka belum bertobat. Saya sudah melayani hampir 53 tahun saat ini. Semakin tua saya menjadi lebih menyadari bahwa hampir setiap orang yang meninggalkan gereja mereka oleh karena mereka belum bertobat. Rasul Yohanes berkata,
“Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita...” (I Yohanes 2:19).
Dr. J. Vernon McGee berkata, dalam tafsirannya untuk I Yohanes 2:19,
Yohanes berkata bahwa cara yang Anda dapat jelaskan apakah orang itu benar-benar seorang [Kristen] atau bukan adalah bahwa orang itu segera… meninggalkan [gereja] jika ia bukan anak Allah (J. Vernon McGee, Th.D., Thru the Bible, Thomas Nelson Publishers, 1983, volume V, hal. 777; catatan untuk I Yohanes 2:19).
“Kesusahan” kecil untuk datang ke gereja atau pergi memberitakan Injil setiap Sabtu akan cukup mejadikan “tekanan” dan “kesulitan” yang membuat dia “tersandung – dan menyebabkan dia tersandung dan meninggalkan gerejanya. Kesusahan itu tidak perlu harus yang sangat berat. Dr. Gill berkata, “Tingkat kesusahan yang begitu kecil segera mendatangi mereka... para pendengar seperti itu tersandung [karena mereka] tidak dapat rela kehilangan apapun, atau bertahan sedikit” (ibid.). Seorang gadis Tionghoa meninggalkan gereja ini dua tahun yang lalu karena ia berkata bahwa untuk pergi memberitakan Injil pada setiap Sabtu malam “ada terlalu banyak pekerjaan sehari-hari yang harus diselesaikan.” Seorang gadis Tionghoa lainnya meninggalkan gereja karena ia ingin mengambil kuliah ekstra di Perguruan Tingginya karena jika tidak ia tidak akan lulus! Ia berkata, “Saya hanya ingin lulus,” dan oleh sebab itu, ia meninggalkan gereja ini. Seorang lelaki Tionghoa pergi untuk makan malam dengan pamannya – walaupun ia dapat dengan mudah menjadwalkan makan malam itu di malam sebelumnya! Sehingga ia meninggalkan gereja dari pada mengubah jadwal makan malam! Seperti yang Dr. Gill katakan, mereka “tidak dapat rela kehilangan apapun, atau bertahan sedikit… Tingkat kesusahan yang begitu kecil segera mendatangi mereka [dan mereka] tersandung ...” Anda lihat bahwa itu adalah ujian yang riil! Ujian riil itu adalah ini – akankah Anda tetap datang ke gereja apapun yang terjadi? Akankah Anda tetap datang ibadah Minggu pagi dan malam dan memberitakan Injil pada setiap hari Sabtu? Akankah Anda tetap datang “ketika kesusahan dan penganiayaan datang karena Firman itu”? Akankah Anda tetap datang sampai Anda benar-benar bertobat – dan kemudian menjadi anggota gereja lokal seumur hidup Anda? Itu adalah ujian riil itu.
II. Kedua, orang-orang yang melewati kesusahan untuk masuk ke dalam kerajaan Allah.
Mari berdiri dan membaca Kisah Rasul 14:22 dengan lantang.
“Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara ” (Acts 14:22).
Anda dipersilahkan duduk kembali.
Kata yang diterjemahkan “sengsara” di sini menggunakan kata Yunani yang persis sama dengan kata yang kita telah lihat dalam Matius 13:21. Kata “thlipsis” yang berarti “pressure, anguish, trouble” (“tekanan, penderitaan berat, kesukaran”) (Strong #2347). Rasul Paulus tahu dari pengalamannya sendiri bahwa ada tekanan, penderitaan berat, kesukaran dalam kehidupan orang Kristen.
Paulus pernah dilempari atau dirajam batu ketika mengkhotbahkan Injil di kota Listra. Musuh-musuhnya meninggalkan dia di bawah timbunan batu-batu itu, “menduga bahwa ia telah mati” (Kisah Rasul 14:19). Namun, oleh anugerah dan kuasa Allah, “bangkitlah ia…. Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe ” (Kisah Rasul 14:20). Ketika Paulus sampai di Derbe ia berbicara kepada orang-orang yang telah menyatakan ketertarikan mereka untuk menjadi orang-orang Kristen, “menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara” (Kisah Rasul 14:22). “Kita harus,” kata Paulus, “mengalami banyak sengsara [tekanan, penderitaan berat dan kesusahan] untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah.”
Dr. Gill berkata kesusahan untuk masuk ke dalam gereja dan pertobatan, “itu berasal baik dari dalam, dari kerusakan dan ketidak-percayaan hati, maupun dari luar, yaitu dari pencobaan Setan, dan cacian dan hinaan orang-orang, dan bahkan dari teman-teman dan sanak famili” (John Gill, D.D., ibid., volume II, hal. 279; catatan untuk Kisah Rasul 14:22). “untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara” (Kisah Rasul14:22).
Itulah sebabnya mengapa Kristus berkata, “Berjuanglah untuk masuk” (Lukas 13:24). Ada perjuangan batiniah ketika seseorang bertobat. Ini lahir dari “pencobaan-pencobaan dari Setan” dan dari “kerusakan serta ketidak-percayaan hati.”
Biasanya kita menemukan bahwa pertobatan sejati tidaklah datang dengan mudah. Setan selalu ada, meletakkan ide-ide sesat ke dalam pikiran, mencobai Anda untuk berhenti berjuang, mencobai Anda untuk meninggalkan gereja, mengatakan kepada Anda bahwa diri Anda tidak memiliki harapan, atau bahwa pertobatan tidak Anda perlukan karena Anda “tudaklah jahat,” dan ide-ide sesat serta pencobaan lainnya. Kemudian ada tekanan, penderitaan berat dan kesusahan yang banyak orang hadapi yang berasal “dari kerusakan dan ketidak-percayaan” hati mereka sendiri. Hati Anda sendiri begitu rusak sehingga Alkitab berkata, “Siapa percaya kepada hatinya sendiri adalah orang bebal” (Amsal 28:26). Ketika Allah bekerja dalam hati Anda mungkin Anda akan merasakan apa yang dirasakan oleh Daud, ketika ia berkata,
“Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas.” (Mazmur 32:3-4).
Ketika Daud berdiam diri, tulang-tulangnya menjadi lesu. Ia mengeluh sepanjang hari. Siang malam tangan Tuhan menekannya dengan berat. Ia merasakan sumsumnya kering. Betapa gambaran ini menggambarkan tentang seseorang yang berada di bawah keinsafan akan dosa, berjuang melawan Allah, di bawah penderitaan berat karena berjuang untuk masuk ke dalam Kristus! Pada masa Kebangunan Rohani Agung Pertama (First Great Awakening), Jonathan Edwards melihat banyak orang menangis dan meratap di bawah keinsafan akan dosa. Ini sering terjadi pada kebangunan rohani yang sedang terjadi di Cina sekarang ini. Oh, betapa kita berdoa kiranya tangan Tuhan akan menekan Anda! Betapa kita harus berdoa kiranya Tuhan mau menarik Anda, melalui perjuangan Anda, kepada Kristus!
Dr. J. Gresham Machen, dalam buku terkenalnya Christianity and Liberalism, berkata,
Tanpa kesinsafan akan dosa tidak akan dapat ada apresiasi terhadap keunikan dari Yesus… dan tanpa keinsafan akan dosa, kabar baik tentang penebusan [di dalam Yesus] akan Nampak sebagai omong kosong belaka…keinsafan sejati [memberikan] pemahaman yang dalam tentang kondisi terhilangnya, illuminasi tentang kematian [dari hati nuraninya sendiri]… Ketika seseorang melewati pengalaman itu, ia akan mencari tahu penyebab kebutaannya (J. Gresham Machen, Ph.D., Christianity and Liberalism, Eerdmans Publishing Company, 1990 reprint, hal. 105-106).
Betapa kami berdoa kiranya Tuhan mau menarik Anda, melalui “tekanan, penderitaan berat dan kesusahan” dari keinsafan, kepada sang Juruselamat, Yesus Kristus. Betapa kami berdoa kiranya Anda mau “Berjuang untuk masuk” kepada Kristus (Lukas 13:24)! Betapa kami berdoa kiranya Tuhan mau memberikan pertobatan sejati kepada Anda!
III. Ketiga, orang-orang yang diubahkan atau ditransformasi oleh kesusahan-kesusahan kehidupan Kristen itu.
Mari kita berdiri dan membaca Roma 5:3-5 dengan lantang.
“Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita”
(Roma 5:3-5).
Anda dipersilahkan duduk kembali. Di sana ada kata itu lagi – “kesengsaraan.” Ini adalah terjemahan bahsa Indonesia dari kata Yunani, “thlipsis” – yang berarti “tekanan, penderitaan berat, kesukaran.” Hanya sekarang, di dalam Roma 5:3-5, ini cocok untuk orang-orang yang telah bertobat.
Ketika kita menghidupi kehidupan Kristen kita belajar untuk bersukacita di dalam penderitaan. Dr. McGee berkata, “Dengan kata lain, kita bersukacita dalam berbagai kesusahan, mengetahui bahwa kesusahan mengerjakan ketekunan – ketekunan tidak datang secara otomatis – dan ketekunan, menghasilkan tahan uji, pengharapan… dengan kata lain, kesengsaraan memberikan sesuatu yang terbaik dalam kehidupan [Kristen]” (J. Vernon McGee, Th.D., ibid., volume IV, hal. 675; catatan untuk Roma 5:3-4).
Melalui berbagai pencobaan dan kesusahan orang Kristen menjadi tekun, tahan uji, penuh pengharapan – dan kasih Allah dicurahkan ke dalam hati mereka oleh Roh Kudus. Melalui “tekanan, penderitaan berat dan kesusahan” orang Kristen, “diubahkan oleh pembaharuan pikirannya” (Roma 12:2).
Salah satu dari orang-orang Kristen hebat yang telah saya kenal secara pribadi adalah Pendeta Richard Wurmbrand (1909-2001). Ia telah menghabiskan empat belas tahun dalam penjara Komunis Romania karena memberitakan Injil. Suatu hari ketika ia di penjara ia mendengar bahwa istrinya juga telah ditangkap dan dipenjarakan oleh karena memberitakan Injil. Ia berkata, “Saya tidak dapat tahan memikirkan istri saya menderita seperti penderitaan yang saya alami… saya berusaha berdoa, namun pikiran saya gelap. Selama beberapa hari saya tidak berbicara kepada siapapun. Kemudian suatu pagi di halaman penjara, saya melihat seorang pendeta yang lebih tua yang baik. ‘Mungkin ia dapat menolong saya,’ pikir saya. Saya pergi berbicara dengannya. Pendeta itu memiliki lebih banyak alasan berduka dibandingkan dengan saya. Anak perempuan dan anak lelakinya ada dalam penjara. Anak lelaki yang lainnya tidak mengikut Kristus. Cucu-cucunya dikeluarkan dari sekolah. Namun pendeta itu tidak nampak muram seperti saya. Ia menghabiskan hari-harinya untuk menghibur orang lain. Dari pada berkata, “Selamat pagi,’ sebaliknya ia memberi salam kepada setiap orang dengan perkataan, “Bersukacitalah!’ ‘Bagaimana Anda dapat bersukacita setelah semua penderitaan yang Anda alami?’ Tanya saya. ‘Selalu ada alasan untuk bersukacita,’ sahutnya. ‘Ada Allah di Sorga dan di dalam hati saya. Saya memiliki sesuatu untuk di makan pagi ini. Dan melihat – matahari terbit! Banyak orang mengasihi saya. Setiap hari ketika Anda tidak bersukacita hari itu akan hilang, Richard. Anda tidak akan pernah memiliki hari itu kembali.’ [Wurmbrand berkata] Saya, juga, mulai bersukacita” (Imprisoned for Christ, Living Sacrifice Book Company, 2007, hlm. 91-92).
Untuk membaca tentang penganiayaan terhadap orang Kristen di seluruh dunia kunjungilah www.persecution.com, yang telah didirikan oleh Pastor Wurmbrand. Setelah menghabiskan tiga tahun dalam sel tersendiri dan lebih dari dua belas tahun di penjara, dan setelah disiksa, dipukuli, kelaparan dan dicap tubuhnya dengan poker panas, Pastor Wurmbrand telah menghadapi masa-masa sulit. Namun ketika ia tersenyum ia mempunyai senyuman yang paling indah seperti senyuman yang pernah saya lihat ketika memandang wajah orang tua ini. Anda dapat melihat senyumnya karena kesengsaraan telah mengerjakan ketekunan, tahan uji, dan pengharapan, dan kasih Allah telah dicurahkan ke dalam hatinya oleh Roh Kudus! Ia telah diubahkan menjadi orang suci melalui penderitaan!
Tiga diaken kita, Dr. Chan, Dr. Cagan dan Mr. Griffith, telah menjadi orang-orang yang saleh melalui penderitaan. Dr. Cagan sering mengingatkan saya tentang Pastor Wurmbrand. Dr. Cagan juga telah menderita demi Kristus. Ia juga telah menghadapi masa-masa sulit. Namun ia juga memiliki senyuman yang luar biasa, dan dalam senyumannya orang dapat melihat bahwa ia juga telah diubahkan menjadi orang suci oleh penderitaan demi Kristus.
Ketika Dr. Cagan mendengar khotbah yang akan saya khotbahkan ini, ia berkata, “Kesuahan adalah positif untuk orang pilihan, namun negatif untuk bukan orang pilihan.” Kesengsaraan akan menyebabkan orang bukan pilihan tersandung dan meninggalkan gereja. Namun orang yang melewati penderitaan berat dari pertobatan sejati, dan berbagai ujian dari kehidupan Kristen, belajar untuk bersukacita di dalam Kristus melalui penderitaan! Mereka juga diubahkan melalui kesengsaraan! Marilah kita berdiri dan menyanyikan lagu pujian nomer delapan dari lembar lagu Anda.
Dahulu dunia, dan diriku,
Kini hanya Tuhan, ‘ku bersandar;
Inilah doaku, ‘Gar ku kasihi-Mu
Ya Tuhanku, O dengarlah
Tibalah ajalku, ‘kan ‘ku pergi;
Ku tetap bernyanyi, berkatilah
Selamanya aku, mau mengasihi-Mu
Ya Tuhanku, O dengarlah
(“More Love to Thee” by Elizabeth P. Prentiss, 1818-1878/
Terjemahan Kidung-Kidung Kristen No. 271).
(AKHIR KHOTBAH)
Anda dapat membaca khotbah Dr Hymers setiap minggu di Internet
di www.realconversion.com. Klik di “Khotbah Indonesia."
You may email Dr. Hymers at rlhymersjr@sbcglobal.net, (Click Here) –
or you may write to him at P.O. Box 15308, Los Angeles, CA 90015.
Or phone him at (818)352-0452.
Pembacaan Alkitab Sebelum Khotbah oleh Dr Kreighton L. Chan: Roma 5:1-5.
Pujian Solo Sebelum Khotbah oleh Mr Benjamin Kincaid Griffith:
“More Love to Thee” (by Elizabeth P. Prentiss, 1818-1878).
GARIS BESAR KHOTBAH DITRANSFORMASI MELALUI KESUSAHAN! (TRANSFORMED THROUGH TRIBULATION!) oleh Dr. R. L. Hymers, Jr. “Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad” (Matius 13:20-21). (Markus 4:17) I. Pertama, orang-orang yang tersandung oleh kesusahan dan kemudian II. Kedua, orang-orang yang melewati kesusahan untuk masuk ke dalam III. Ketiga, orang-orang yang diubahkan atau ditransformasi oleh |