Tujuan dari situs ini adalah untuk menyediakan manuskrip dan video khotbah gratis kepada para pendeta dan misionaris di seluruh dunia, terutama Dunia Ketiga, di mana hanya ada sedikit sekolah seminari teologi atau sekolah Alkitab.
Naskah-naskah khotbah dan video ini diakses oleh sekitar 1,500,000 komputer di lebih dari 221 negara setiap tahunnya di www.sermonsfortheworld.com. Ratusan orang lainnya menyaksikan video di YouTube, tetapi mereka akan segera meninggalkan YouTube dan mengunjungi langsung ke website kami. Naskah-naskah khotbah ini disajikan dalam 46 bahasa kepada sekitar 120,000 komputer setiap bulannya. Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Jadi para pengkhotbah boleh menggunakannya tanpa seijin kami. Silahkan klik di sini untuk mengetahui bagaimana Anda dapat memberikan donasi setiap bulan untuk membantu kami dalam pekerjaan besar pemberitaan Injil ke seluruh dunia ini.
Kapanpun Anda menulis pesan untuk Dr. Hymers, selalu sebutkan kepada beliau negara di mana Anda tinggal. Surel Dr. Hymers adalah rlhymersjr@sbcglobal.net.
.
MENGAPA MANUSIA DUNIAWI MENOLAK (WHY NATURAL MEN REJECT THE BODILY RESURRECTION OF CHRIST) oleh Dr. R. L. Hymers, Jr. Khotbah ini di khotbahkan di Baptist Tabernacle of Los Angeles “Ketika Petrus dan Yohanes sedang berbicara kepada orang banyak, mereka tiba-tiba didatangi imam-imam dan kepala pengawal Bait Allah serta orang-orang Saduki. Orang-orang itu sangat marah karena mereka mengajar orang banyak dan memberitakan, bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati. Mereka ditangkap dan diserahkan ke dalam tahanan sampai keesokan harinya, karena hari telah malam. Tetapi di antara orang yang mendengar ajaran itu banyak yang menjadi percaya, sehingga jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki” (Kisah Rasul 4:1-4). |
Petrus dan Yohanes pergi ke Bait Suci pukul tiga petang. Di situ ada seorang laki-laki yang lumpuh sejak lahir. Dia diusung ke Bait Suci untuk meminta sedekah setiap hari. Ketika Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Suci, orang itu meminta uang kepada mereka.
“Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah. Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji Allah, lalu mereka mengenal dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah, sehingga mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya. Karena orang itu tetap mengikuti Petrus dan Yohanes, maka seluruh orang banyak yang sangat keheranan itu datang mengerumuni mereka di serambi yang disebut Serambi Salomo. Petrus melihat orang banyak itu lalu berkata: "Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri? (Kisah Rasul 3:6-12).
Orang banyak berkerumun melihat orang ini, “berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah” (Kisah Rasul 3:8). Mereka sebelumnya melihat orang itu sebagai seorang lumpuh, mengemis di sana selama bertahun-tahun. Bagaimana ia dapat berjalan dan bahkan melompat? Orang banyak yang sedang berkerumun itu melihat ini sebagai pemandangan yang menakjubkan. Petrus mulai berkhotbah kepada mereka. Namun Petrus tidak berfokus pada mujizat ini. Ia dengan cepat bergerak dari penyembuhan ini kepada pemberitaan Injil. Petrus berkata kepada orang banyak,
“Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi” (Kisah Rasul 3:14-15).
Pada ayat itu Petrus memberikan dua bagian Injil: kematian Yesus, dan kebangkitan-Nya,
“Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati”
(Kisah Rasul 3:15).
Rasul Paulus memberitakan kematian Kristus dan kebangkitan-Nya dari antara orang mati sebagai bagian Injil yang tak dapat dipisahkan dalam I Korintus 15:1-4, yang mengakhiri dengan kata-kata ini,
“…Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci”
(I Korintus 15:3-4).
Itu adalah Injil yang persis sama seperti yang dikhotbahkan oleh Petrus kepada kerumunan orang banyak di gerbang masuk Bait Suci itu. Ia berkhotbah tentang kematian dan kebangkitan Kristus, dan khotbahnya diakhiri dengan kata-kata ini,
“Dan bagi kamulah pertama-tama Allah membangkitkan Hamba-Nya dan mengutus-Nya kepada kamu, supaya Ia memberkati kamu dengan memimpin kamu masing-masing kembali dari segala kejahatanmu ” (Kisah Rasul 3:26).
Selanjutnya ada dua reaksi yang muncul terhadap khotbah Petrus.
1. Para imam dan pemimpin agama Bait Suci “sangat marah karena mereka [Petrus dan Yohanes] mengajar orang banyak dan memberitakan, bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati ” (Kisah Rasul 4:2).
2. Namun lima ribu orang bertobat!
“Tetapi di antara orang yang mendengar ajaran itu banyak yang menjadi percaya, sehingga jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki” (Kisah Rasul 4:4).
Ini adalah dua reaksi yang sama terhadap pemberitaan Injil yang kita lihat, dalam tingkat yang lebih besar atau lebih kecil, seluruh Kisah Para Rasul – dan sepanjang sejarah Kekristenan – dan bahkan hari ini. Beberapa orang terganggu dan marah oleh Injil dan menolak Kristus. Yang lain percaya Injil dan bertobat. Hasil dari dua reaksi ini terangkum dalam kata-kata Kristus yang Spurgeon sering kutip,
“Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum” (Markus 16:16).
Ini adalah dua reaksi ketika mendengar Injil: ada orang-orang yang terganggu dan marah, atau mereka percaya di dalam Yesus dan bertobat. Hasilnya adalah bahwa mereka “diselamatkan” atau “dihukum” (Markus 16:16).
Ini adalah kesalahan umum dari orang modern yang berpikir bahwa orang-orang zaman dulu mudah untuk diyakinkan tentang kebangkitan Yesus, namun, hari ini, manusia lebih cerdas dan “ilmiah” – sehingga, mereka berpikir, adalah lebih sulit bagi orang modern untuk percaya bahwa Kristus bangkit secara jasmani dari antara orang mati. Namun teori itu sama sekali tidak benar, karena seseorang dapat menemukan dengan mudah dengan membaca Alkitab dan sejarah Kekristenan. Ijinkan saya menguji secara singkat penolakan terhadap kebangkitan pada zaman dulu demikian juga hari ini; kemudian saya akan memberikan alasan untuk penolakan ini; dan, akhirnyua, saya akan menyampaikan obat penawar untuk itu.
I. Pertama, penolakan terhadap tubuh kebangkitan Kristus oleh orang-orang zaman dulu sama dengan orang-orang modern.
Ini jelas dari membuka ayat kita bahwa para pemimpin agama zaman dulu telah menolak khotbah Petrus tentang kebangkitan,
“Ketika Petrus dan Yohanes sedang berbicara kepada orang banyak, mereka tiba-tiba didatangi imam-imam dan kepala pengawal Bait Allah serta orang-orang Saduki. Orang-orang itu sangat marah karena mereka mengajar orang banyak dan memberitakan, bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati. Mereka ditangkap dan diserahkan ke dalam tahanan sampai keesokan harinya, karena hari telah malam”
(Kisah Rasul 4:1-3).
Petrus dan Yohanes dimasukkan ke dalam penjara karena mengkhotbahkan kebangkitan Kristus. Ini disebut sebagai “penganiayaan pertama.”
Lagi, beberapa hari kemudian, para Rasul dimasukkan ke dalam penjara oleh para pemimpin agama ini karena memberitakan kebangkitan pada “penganiayaan kedua.”
“Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia. Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh”
(Kisah Rasul 5:29-30).
“Penganiayaan ketiga” mulai ketika Stefanus berkhotbah tentang kebangkitan Kristus,
“Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah." Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus”
(Kisah Rasul 7:55-58).
Reaksi Saulus terhadap perkataan-perkataan Stefanus tentang kematian dan kebangkitan Kristus sangat cepat,
“Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara” (Kisah Rasul 8:3).
Saya dapat menelusuri seluruh Kisah Para Rasul, dan menunjukkan berapa banyak pemimpin agama, dan bahkan orang-orang Israel pada umumnya, yang menolak pemberitaan tentang kebangkitan Kristus.
Khotbah para Rasul tentang kebangkitan Kristus juga ditolak oleh orang-orang Yunani. Di Listra mereka “melempari Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka menyangka, bahwa ia telah mati” (Kisah Rasul 14:19). Di Filipi, orang Roma menyesah Paulus dan Silas dan memasukkan mereka ke dalam penjara (Kisah Rasul 16:23). Di Atena, di Bukit Mars, Paulus berkhotbah kepada orang-orang Yunani bahwa Allah “membangkitkan Dia dari antara orang mati” (Kisah Rasul 17:31). Mayoritas orang Yunani ini mencemooh Paulus yang sedang berkhotbah tentang kebangkitan Kristus, atau hanya ingin mendengar ini sebagai sesuatu yang baru, “Lalu Paulus pergi meninggalkan mereka” (Kisah Rasul 17:33). Di kota Efesus, ada kerusuhan besar di antara orang Roma ketika Paulus berkhotbah tentang “Jalan Tuhan” – yang tidak perlu diragukan bahwa pemberitaan ini berfokus pada penyaliban dan kebangkitan Kristus (Kisah Rasul 19:23-41). Ketika Paulus kembali ke Yerusalem, ia dimasukkan ke dalam penjara karena ia mengkhotbahkan “tentang seorang bernama Yesus, yang sudah mati, sedangkan Paulus katakan dengan pasti, bahwa Ia hidup” (Kisah Rasul 25:19).
Sejarah menjelaskan kepada kita bahwa penganiayaan terhadap orang-orang Kristen ini berlanjut; terutama karena pemberitaan tentang kebangkitan dan Keillahian Kristus. Ada sepuluh penganiayaan besar, yang mana di dalamnya ada ribuan orang Kristen disalibkan, dibakar pada sebuah tiang, atau dilempar ke arena di banyak provinsi Roma, dan Colosseum di Roma, di mana mereka dilemparkan ke arena untuk dicabik-cabik oleh binatang buas – hanya karena mereka percaya kebangkitan dan bahwa Kristus adalah Tuhan.
Namun marilah kembali ke awal sejenak. Sebelum Ia mati di kayu Salib, banyak kali Yesus memberitahukan kepada Murid-murid-Nya bahwa Ia akan disalibkan dan dibangkitkan pada hari ketiga. Namun setiap kali Yesus memberitahu mereka bahwa ini akan terjadi pada-Nya, mereka tidak memahami itu, dan tidak percaya itu akan benar-benar terjadi. Misalnya, di dalam Lukas 18:31-34 kita membaca apa yang Yesus katakan kepada mereka,
“Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu berkata kepada mereka: "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak Manusia akan digenapi. Sebab Ia akan diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, diolok-olokkan, dihina dan diludahi, dan mereka menyesah dan membunuh Dia, dan pada hari ketiga Ia akan bangkit." Akan tetapi mereka sama sekali tidak mengerti semuanya itu; arti perkataan itu tersembunyi bagi mereka dan mereka tidak tahu apa yang dimaksudkan” (Lukas 18:31-34).
Bahkan setelah Yesus bangkit dari antara orang mati ini sangatlah jelas, di dalam empat Injil, bahwa para Murid tidak percaya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati sampai Ia menampakkan diri-Nya kepada mereka dalam tubuh dan tulang kebangkitan-Nya,
“Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: "Damai sejahtera bagi kamu!" Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: "Adakah padamu makanan di sini?" Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng” (Lukas 24:36-43).
Semua ini menunjukkan apa? Mengapa, ini menunjukkan bahwa bahkan murid-murid-Nya sendiri pun semula menolak kebangkitan jasmani-Nya sampai mereka dipaksa untuk mengakuinya! Dan baik orang Yahudi maupun orang Romawi pada zaman dulu telah menolak keras, lagi dan lagi, menolak kebangkitan jasmani Kristus. Sehingga adalah bodoh bila orang-orang modern berpikir bahwa orang-orang zaman dulu ini mudah diyakinkan tentang kebangkitan jasmani Kristus dari antara orang mati.
Apalagi, Docetis dan Gnostik adalah bidat yang ada di antara gereja-gereja yang menolak kebangkitan fisikal Kristus – berulangkali mengajarkan bahwa roh Yesus yang bangkit, dari pada bangkit dari antara orang mati dengan mengenakan tubuh, daging dan tulang yang sama, sebagaimana diajarkan oleh Kitab Suci,
“Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku” (Lukas 24:39).
Jadi seharusnya ini tidak mengejutkan bila para sarjana liberal modern menolak kebangkitan tubuh dan tulang Kristus secara literal dan fisikal! Kita tidak seharusnya dikejutkan bila seorang liberal Harry Emerson Fosdick menyebut kebangkitan jasmani Kristus sebagai “penghujatan,” atau Rudolf Bultmann menyebunya sebagai “mitos,” atau Dr. George Eldon Ladd dari Fuller Seminary berkata bahwa kebangkitan-Nya bukan “mayat yang mati kembali ke kehidupan fisikal” (Kutipan-kutipan ini diambil dari Norman L. Geisler, Ph.D., The Battle for the Resurrection, Wipf and Stock, 1992, hal. 87-107 – saya sangat merekomendasikan buku Dr. Geisler ini! Anda dapat memesannya dari Amazon.com). Selanjutnya itu membawa kita ke poin berikutnya.
II. Kedua, mengapa baik orang zaman dulu maupun orang modern menolak kebangkitan tubuh jasmani Kristus.
Yah, mereka menolak kebangkitan jasmani Kristus hari ini karena reaksi yang sama yang mereka pernah miliki pada zaman dulu – karena mereka masih ada dalam keadaan duniawi, belum dilahir-barukan, dibutakan oleh dosa. Dr. Martyn Lloyd-Jones berkata,
Manusia belum berubah sama sekali. Semua perubahan yang nampak pada orang-orang sombong itu hanya bersifat eksternal. Di dalam diri orang itu sendiri tidak berubah, namun hanya sekedar dalam mode dan aktivitasnya, lingkungannya... Orang itu sebagai manusia tidak berubah sama sekali. Ia masih tetaplah orang kacau yang sama sejak Kejatuhan (D. Martyn Lloyd-Jones, M.D., Truth Unchanged Unchanging, James Clark Publishers, 1951, hal. 110, 112).
“Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani” (I Korintus 2:14).
Lagi, Dr. Lloyd-Jones berkata,
Manusia telah berpaling dari Tuhan dan memusuhi Tuhan dan mencoba untuk menghidupi hidupnya dalam dunia ini tanpa Tuhan dan terpisah dari Tuhan... Dan tentu saja Anda menemukan kisah besar ini berulang-ulang pada setiap halaman Alkitab dan ini adalah kunci untuk memahami sejarah sekuler, manusia melawan Tuhan, menolak untuk merendahkan dirinya di hadapan Tuhan, dan dengan arogan serta kesombongan melakukan yang sebaliknya, sehingga apa yang Anda miliki dalam Alkitab adalah sejumlah catatan tentang konflik antara Tuhan yang mulia dan manusia di dalam dosa (D. Martyn Lloyd-Jones, M.D., “Surely the Wrath of Man Shall Praise Thee,” khotbah dari Mazmur 76:10).
Manusia dalam keadaan berdosanya adalah “manusia duniawi” (I Korintus 2:14a). Ia menolak untuk percaya di dalam kebangkitan jasmani Kristus, dan menolak untuk percaya kepada Injil, “dan ia tidak dapat memahaminya” dalam keadaanya yang penuh dosa, dan belum bertobat (I Korintus 2:14b). Sama seperti yang dikatakan oleh Dr. Lloyd-Jones, “Manusia belum berubah sama sekali.” Manusia modern menolak kebangkitan jasmani Kristus untuk alasan yang sama mengapa orang-orang zaman dulu menolak itu – karena mereka dalam kondisi “duniawi”, belum pernah bertobat! Ini membawa kita ke poin terakhir.
III. Ketiga, mujizat kebangkitan jasmani Kristus hanya dapat difahami oleh orang yang telah bertobat.
Mujizat kebangkitan tubuh Kristus akan selalu tersembunyi bagi manusia di dalam keadaannya yang masih berdosa. Rasul Paulus berkata,
“Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa” (II Korintus 4:3).
Anda harus bertobat untuk memahami realita dan pentingnya kebangkitan jasmani Kristus dari antara orang mati. Dalam pertobatan sejati biasanya yang pertama menyebabkan kerinduan untuk mengenal Kristus. Ini datang melalui pendengaran akan Firman Tuhan, diikuti oleh keinsafan akan dosa, dan akhirnya dalam kepercayaan penuh di dalam Kristus. Kuasa dosa di dalam pikiran dan hati dihancurkan, dan petobat itu datang kepada Kristus, percaya di dalam Dia, dilahirbarukan ke dalam “persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus” (I Yohanes 1:3).
Kemudian, di dalam pertobatan sejati, Anda akan mengetahui Dia telah mati di kayu Salib untuk menebus dosa Anda, dan bangkit dari antara orang mati untuk pembenaran Anda – daging dan tulang dari tubuh yang sama yang telah dipakukan di atas kayu Salib. Saya tahu bahwa itulah yang terjadi pada saya, dan banyak orang yang ada di gereja kita ketika mereka telah bertobat. Ketika Anda datang kepada Kristus dalam pertobatan sejati, maka Anda akan mengetahui bahwa Ia telah bangkit seperti yang Ia katakan!
Apakah Anda merasakan kekosongan dan tidak ada pengharapan hidup tanpa Kristus? Apakah Anda merasa mempertahankan dosa itu di dalam hati dan hidup Anda? Apakah Anda merasa takut akan hidup dan mati, “tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia”? (Efesus 2:12). Apakah Anda merasa membutuhkan Kristus untuk mengampuni dosa Anda dan memberikan hati yang baru, yang telah dilahir-barukan dan dipertobatkan kepada Anda?
“Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum” (Markus 16:16).
(AKHIR KHOTBAH)
Anda dapat membaca khotbah-khotbah Dr. Hymers setiap minggu di Internet
di www.realconversion.com. Klik “Khotbah Indonesias.”
Pembacaan Alkitab Sebelum Khotbah oleh Dr. Kreighton L. Chan: Kisah Rasul 4:1-12.
Pujian Solo Sebelum Khotbah oleh Mr. Benjamin Kincaid Griffith: “Wounded For Me”
(by W. G. Ovens, 1870-1945, and Gladys W. Roberts, born 1888).
GARIS BESAR KHOTBAH MENGAPA MANUSIA DUNIAWI MENOLAK (WHY NATURAL MEN REJECT THE BODILY RESURRECTION OF CHRIST) oleh Dr. R. L. Hymers, Jr. “Ketika Petrus dan Yohanes sedang berbicara kepada orang banyak, mereka tiba-tiba didatangi imam-imam dan kepala pengawal Bait Allah serta orang-orang Saduki. Orang-orang itu sangat marah karena mereka mengajar orang banyak dan memberitakan, bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati. Mereka ditangkap dan diserahkan ke dalam tahanan sampai keesokan harinya, karena hari telah malam. Tetapi di antara orang yang mendengar ajaran itu banyak yang menjadi percaya, sehingga jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki” (Kisah Rasul 4:1-4). (Kisah Rasul 3:6-12; 8, 14-15; I Korintus 15:3-4;
|