Tujuan dari situs ini adalah untuk menyediakan manuskrip dan video khotbah gratis kepada para pendeta dan misionaris di seluruh dunia, terutama Dunia Ketiga, di mana hanya ada sedikit sekolah seminari teologi atau sekolah Alkitab.
Naskah-naskah khotbah dan video ini diakses oleh sekitar 1,500,000 komputer di lebih dari 221 negara setiap tahunnya di www.sermonsfortheworld.com. Ratusan orang lainnya menyaksikan video di YouTube, tetapi mereka akan segera meninggalkan YouTube dan mengunjungi langsung ke website kami. Naskah-naskah khotbah ini disajikan dalam 46 bahasa kepada sekitar 120,000 komputer setiap bulannya. Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Jadi para pengkhotbah boleh menggunakannya tanpa seijin kami. Silahkan klik di sini untuk mengetahui bagaimana Anda dapat memberikan donasi setiap bulan untuk membantu kami dalam pekerjaan besar pemberitaan Injil ke seluruh dunia ini.
Kapanpun Anda menulis pesan untuk Dr. Hymers, selalu sebutkan kepada beliau negara di mana Anda tinggal. Surel Dr. Hymers adalah rlhymersjr@sbcglobal.net.
.
SADARILAH KEMALANGANMU, BERDUKACITA, (BE AFFLICTED, MOURN, AND WEEP) oleh Dr. R. L. Hymers, Jr. Khotbah ini dikhotbahkan di Baptist Tabernacle of Los Angeles “Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita” (Yakobus 4:9). |
Pada cover bagian belakang buku Joseph Alleine yang berjudul A Sure Guide to Heaven, Iain H. Murray mengatakan ini:
Ketika sejarah rohani dunia Barat pada abad ke-20 ditulis, itu mungkin nampak sebagai zaman kelesuhan dan ketertiduran rohani. Realitas kekal tampak samar-samar dan jauh atau lenyap dari kehidupan sehari-hari, dan menunjukkan kepada dunia bentuk ketidak-pedulian dan mengabaikan masalah-masalah rohani (Joseph Alleine, A Sure Guide to Heaven, The Banner of Truth Trust, 2007 reprint, back jacket).
Judul asli buku Alleine ini adalah An Alarm to the Unconverted. Iain Murray berkata buku itu dapat “digunakan sebagai peringatan dan untuk membangkitkan banyak orang untuk kembali memikirkan hidup dan mati” (ibid.).
Khotbah seperti Joseph Alleine ini jarang terdengar di mimbar kita hari ini. Dan inilah sebabnya mengapa “sejarah rohani dunia Barat pada abad ke-20 nampak sebagai zaman kelesuhan dan ketertiduran rohani.” Jika orang-orang terhilang tidak “diperingatkan” oleh khotbah seperti itu mereka tidak akan dikonversi atau dipertobatkan!
Saya ragu bila banyak hamba Tuhan hari ini akan berani mengkhotbahkan ayat ini,
“Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita” (Yakobus 4:9).
Namun Spurgeon, mengkhotbahkan perikop ini dan berkata,
Saya rasa saya tidak curiga tanpa alasan ketika saya mengungkapkan kekhawatiran saya bahwa banyak khotbah akhir-akhir ini sudah sangat umum ... tentang 'hanya percaya dan Anda akan diselamatkan,' kadang-kadang telah disalah-fahami oleh mereka yang telah mendengarnya. Terjadi kasus di mana orang-orang muda hidup semaunya ... dan bahkan hidup seperti orang fasik, namun mereka menyatakan bahwa mereka percaya kepada Yesus Kristus. Ketika Anda datang untuk memeriksa mereka Anda akan menemukan sedikit orang yang kepercayaan mereka dalam Kristus berarti bahwa mereka percaya bahwa Ia telah menyelamatkan mereka, walaupun setiap orang yang mengetahui karakter mereka dapat melihat dengan jelas bahwa mereka belum diselamatkan sama sekali: sekarang, apakah iman mereka hanyalah kepercayaan dari sebuah kebohongan? ... Iman saya tidak mengajar saya untuk percaya bahwa saya diselamatkan ketika persis di depan mata saya, saya memiliki bukti bahwa saya belum diselamatkan, karena saya masih hidup dalam dosa namun saya berpura-pura telah diselamatkan dari dosa. Meskipun kita sama sekali tidak meragukan doktrin tentang pembenaran oleh iman dan keselamatan cuma-cuma, kita juga harus memberitakan lagi dan lagi kebenaran yang sama pentingnya, “Kamu harus dilahirkan kembali.” Kita harus mengumandangkan pesan lama yang telah dibuang atau ditinggalkan oleh beberapa penginjil, yakni, seruan “Bertobatlah." Pertobatan adalah sama pentingnya dengan iman ... mata iman yang kering tidak akan pernah melihat Kerajaan Allah. Kebencian suci terhadap dosa selalu [mendampingi] iman (C.H. Spurgeon, “The Reason Why Many Cannot Find Peace,” The Metropolitan Tabernacle Pulpit, Pilgrim Publications, 1992 reprint, volume XXIV, hal. 213).
“Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita” (Yakobus 4:9).
Ketika kita masuk ke dalam aplikasi ayat ini, marilah kita mempertimbangkan tiga hal penting.
I. Pertama, keberatan bila ini adalah “hukum Taurat.”
Khotbah pertama yang pernah saya khotbahkan adalah dari Surat Yakobus. Walaupun saya mungkin tidak menjelaskan dengan benar, yang mana saya sendiri pada waktu itu belum bertobat, namun saya pikir ini adalah tema penting yang orang-orang muda perlu dengar. Mereka mengaku telah "diselamatkan" tetapi, pada tahun-tahun berikutnya, kehidupan mereka yang katanya sudah diselamatkan itu terbukti tidak layak seperti halnya saya pada waktu itu. Orang yang dikoreksi oleh khotbah saya adalah ia yang hidup dalam dosa, dan yang pasti menuju Neraka seperti orang-orang yang saya bicarakan! Apa yang kurang di gereja itu adalah khotbah model lama tentang hukum Tuhan!
Benar, kita tidak diselamatkan dengan memelihara hukum Taurat – tetapi kita juga tidak diselamatkan tanpa mendengar hukum Taurat! Orang-orang yang menolak khotbah tentang Taurat akan menemukan sedikit kebaikan kekal yang dapat datang tanpanya. Gereja-gereja kita dipenuhi dengan “studi Alkitab.” Namun siapa yang berani tidak menyetujui bahwa kita hidup pada “periode Laodikia” dari dispensasi Kristen ini? The Scofield Study Bible berkata, “Pesan kepada jemaat Laodikia. Kondisi puncak kesesatan” (note #7, p. 1334). Dr. J. Vernon McGee berkata,
Ini adalah kondisi gereja hari ini, dan sayangnya, itu adalah kondisi kebanyakan gereja fundamental, konservatif... hal yang benar-benar mengejutkan dan menakutkan dan mengerikan adalah bahwa [Kristus] berkata, “Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.” Dengan kata lain, “Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.” (J. Vernon McGee, Th.D., Thru the Bible, Thomas Nelson Publishers, 1983, volume V, hal. 922).
Dan yang menyebabkan orang-orang “Laodikia” menjadi suam-suam kuku dalam gereja-gereja adalah karena hukum Allah tidak pernah dikhotbahkan! Oleh karena itu orang berpikir,
“Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang”
(Wahyu 3:17).
Bagaimana mungkin mereka tidak tahu bahwa mereka celaka dan sengsara, dan miskin dan buta dan telanjang? Mengapa - hanya karena mereka tidak pernah mendengar itu dikhotbahkan kepada mereka! Mereka tidak pernah mendengar gemuruh dari hukum Taurat - sehingga mereka tidak pernah benar-benar bertobat!
“Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita” (Yakobus 4:9).
II. Kedua, perlunya hukum Taurat.
Selama 125 tahun terakhir banyak pengkhotbah telah disesatkan. Spurgeon sudah menyadari itu pada tahun 1878, ketika ia berkata bahwa banyak orang telah dibuat bingung oleh pemberitaan tentang “hanya percaya dan kamu akan diselamatkan” (ibid.). Baik Spurgeon dan Dr J. Gresham Machen mengerti bahwa jiwa Anda harus dibajak oleh Taurat sebelum Injil akan berakar. Anda perlu membeli buku Machen dan membaca bab yang membahas tentang pekerjaan hukum Taurat. Pada bab itu ia berkata, “Kekristenan ... dimulai dengan [sebuah] patah hati; itu dimulai dengan kesadaran akan dosa” (J. Gresham Machen, Ph.D., Christianity and Liberalism, Eerdmans, 1990 reprint of the 1923 edition, hal. 65). Ini adalah hukum Allah yang membawa orang berdosa ke tempat air mata dan pertobatan! Rasul Paulus berkata,
“Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus dating” (Galatia 3:24).
Luther memberikan komentar yang baik ini,
Apakah guru sekolah itu harus selalu menghukum dan memukul anak dan tidak mengajar apa-apa? Namun para guru, di waktu zaman dulu, ketika sekolah tak lebih dari sebuah penjara, dan bahkan mungkin seperti neraka, dan para guru tiran yang kejam dan sangat keras. Anak-anak selalu dipukul: mereka belajar, jika mereka belajar, dengan rasa sakit dan penderitaan. Hukum Taurat tidak seperti guru sekolah. Sebab tidak selalu menyiksa dan menakut-nakuti, tetapi dengan tongkat koreksi itu menuntun kita kepada Kristus ... hukum Taurat bukan penuntun yang membawa kita kepada pemberi hukum yang lain yang menuntut kita untuk bekerja, tetapi menuntun kepada Kristus Pembenar dan Juruselamat kita, bahwa dengan iman di dalam Dia kita dapat dibenarkan (Martin Luther, Th.D., Commentary on Galatians, Kregel Publications, 1979 edition, hal. 217).
Namun Luther tidak sepenuhnya memahami bahwa Kitab Yakobus adalah persis seperti hukum Taurat yang ia bicarakan.
“Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita” (Yakobus 4:9).
III. Ketiga, hukum Taurat diperlukan untuk menyebabkan kita menyadari kemalangan, berdukacita dan meratap.
Rasul Paulus berkata, “oleh hukum Taurat orang mengenal dosa” (Roma 3:20). Ada kebutuhan bagi Anda untuk melihat bahwa Anda adalah orang berdosa yang rusak, dan untuk merasa bahwa Anda telah melanggar hukum Allah - dan bahwa, dalam kondisi Anda yang terhilang itu, Anda tidak bisa menjadi apa-apa selain menjadi orang berdosa. Jika Anda pikir Anda bisa diselamatkan dengan mempelajari “rencana keselamatan,” Anda tidak akan pernah mengalami pertobatan yang sebenarnya - karena konversi atau pertobatan tidak datang melalui belajar! Harus ada yang akan meruntuhkan keras kepala Anda,
“Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya” (Roma 8:7).
Kehendak Anda akan sangat keras kepala melawan Allah. Ini adalah keadaan alami Anda sejak lahir. Anda harus dibawa bertatap muka dengan kenyataan bahwa Anda adalah pelanggar hukum, bahwa Anda lahir sebagai pelanggar hukum, dan bahwa (tanpa konversi/pertobatan yang diberikan Tuhan) Anda tidak pernah bisa menjadi apa-apa kecuali menjadi pelanggar hukum! Ketika hati Anda setuju bahwa Anda bukanlah siapa-siapa selain si pelanggar hukum, maka Anda mungkin akan tertarik pada Kristus untuk menerima penyucian dan pembenaran. Bila Anda dihancurkan oleh hukum, maka Anda mungkin menangis dan berseru,
“Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” (Roma 7:24).
Saya baru-baru ini berbicara dengan seorang wanita muda yang telah belajar untuk mengatakan semua kata yang tepat. Dia telah belajar tentang Yesus yang menjadi korban pengganti di kayu salib, di tempatnya, untuk dosa-dosanya. Tetapi saya tidak berani untuk mengatakan bahwa dia telah diselamatkan! Saya dapat mengatakan bahwa dia masih belum mengalami pertobatan karena tidak ada perasaan akan dosa dalam kesaksiannya. Dia baru belajar doktrin yang kering. Tidak ada perasaan tentang kerapuhan karena dosa dalam kata-katanya. Jadi, saya harus berkata kepadanya,
“Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita” (Yakobus 4:9).
Spurgeon berkata,
Aku sedih untuk mengatakan bahwa saya telah bertemu dengan orang-orang yang berkata, “Saya tidak bisa menemukan kedamaian, saya tidak bisa mendapatkan keselamatan,” dan berbicara dengan sangat [baik] dengan cara seperti itu, tetapi di luar sana mereka cekikikan satu sama lain, seolah-olah itu merupakan hal yang menggelikan ... mereka tidak memiliki pikiran, tidak ada kesedihan atas dosa, tidak merendahkan diri di hadapan Tuhan ... Karena Anda bisa tertawa sementara terancam kehilangan suara Anda, bagi saya betapa mengerikan dan menyedihkan karena teman-teman dari neraka itu mendirikan teater dan melawak... Apa hak Anda untuk [tertawa] sementara dosa [anda] tak terampuni, sementara Tuhan sedang murka terhadap Anda? ... Seriuslah, mulai pikirkan tentang kematian, dan penghakiman, dan murka yang akan datang ... Jika Anda telah diselamatkan [biarkan pikiran Anda menjadi] sungguh-sungguh terkesan dengan realitas kekal. Seriuslah tentang masalah hidup dan mati; [mungkin] pikiran tentang dosa itu menyiksa Anda [merendahkan hati Anda, dan membuat Anda berdukacita] (C. H. Spurgeon, ibid., hal.215).
“Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita” (Yakobus 4:9).
Spurgeon berkata,
Yesus Kristus tidak datang untuk menyembuhkan [orang-orang sehat, tetapi] orang sakit, ia juga tidak mati untuk memulihkan orang-orang yang tidak rusak, atau untuk membuat hidup mereka yang tidak pernah terbunuh. Harus ada di dalam Anda, dan kiranya Tuhan memberikan kepada Anda, suatu keputus-asaan ... Jika hati Anda tidak pernah hancur, bagaimana Ia dapat memulihkannya kembali? Jika Anda tidak pernah terluka, bagaimana Ia menyembuhkan Anda? Ini adalah masalah [penting], dan saya berbicara kepada mereka ... jangan ada di antara kalian yang akan tertipu. Kiranya Tuhan membantu Anda untuk menangis dan berseru, “Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal” (C. H. Spurgeon, ibid., p. 216).
“Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita” (Yakobus 4:9).
Cara yang tepat untuk datang kepada Yesus adalah dengan cara seperti wanita yang penuh dosa yang datang kepada Dia. “Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya” (Lukas 7:38). Kemudian Yesus berkata, “Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih” (Lukas 7:47).
“Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita. Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu” (Yakobus 4:9-10).
Telah lama ku tolak anugerah-Nya,
Telah lama ku menjengkelkan di depan wajah-Nya,
Tidak mau mendengarkan panggilan-Nya,
Mendukakan Dia dengan seribu kesalahan.
Dalamnya Belas kasihan! Akan adakah
Belas kasihan yang masih tersedia untuk ku?
Sekarang ku mau bertobat,
Biarkan sekarang ku ratapi dosa-dosaku;
Sekarang ku sesali pemberontakanku,
Menangis, percaya, dan dosa tidak lagi.
Dalamnya Belas kasihan! Akan adakah
Belas kasihan yang masih tersedia untuk ku?
(“Depth of Mercy” by Charles Wesley, 1707-1788).
(AKHIR KHOTBAH)
Anda dapat membaca khotbah-khotbah Dr Hymers setiap minggu di Internet
di www.realconversion.com. Klik on “Khotbah Indonesia.”
Pembacaan Alkitab Sebelum Khotbah oleh Dr. Kreighton L. Chan: Yakobus 4:4-10.
Lagu Solo Sebelum Khotbah oleh Mr. Benjamin Kincaid Griffith:
“Search Me, O God” (Psalm 139:23-24).
GARIS BESAR KHOTBAH SADARILAH KEMALANGANMU, BERDUKACITA, (BE AFFLICTED, MOURN, AND WEEP) oleh Dr. R. L. Hymers, Jr. “Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita” (Yakobus 4:9). I. Pertama, keberatan bila ini adalah “hukum Taurat,” Wahyu 3:17. II. Kedua, perlunya hukum Taurat, Galatia 3:24. III. Ketiga, hukum Taurat diperlukan untuk menyebabkan kita |