Tujuan dari situs ini adalah untuk menyediakan manuskrip dan video khotbah gratis kepada para pendeta dan misionaris di seluruh dunia, terutama Dunia Ketiga, di mana hanya ada sedikit sekolah seminari teologi atau sekolah Alkitab.
Naskah-naskah khotbah dan video ini diakses oleh sekitar 1,500,000 komputer di lebih dari 221 negara setiap tahunnya di www.sermonsfortheworld.com. Ratusan orang lainnya menyaksikan video di YouTube, tetapi mereka akan segera meninggalkan YouTube dan mengunjungi langsung ke website kami. Naskah-naskah khotbah ini disajikan dalam 46 bahasa kepada sekitar 120,000 komputer setiap bulannya. Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Jadi para pengkhotbah boleh menggunakannya tanpa seijin kami. Silahkan klik di sini untuk mengetahui bagaimana Anda dapat memberikan donasi setiap bulan untuk membantu kami dalam pekerjaan besar pemberitaan Injil ke seluruh dunia ini.
Kapanpun Anda menulis pesan untuk Dr. Hymers, selalu sebutkan kepada beliau negara di mana Anda tinggal. Surel Dr. Hymers adalah rlhymersjr@sbcglobal.net.
.
JEMAAT MULA-MULA (THE EARLY CHURCHES) oleh Dr. R. L. Hymers, Jr. Khotbah ini dikhotbahkan di Baptist Tabernacle of Los Angeles “Pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam” (Kisah Rasul 20:7). |
Ayat dari Kitab Suci ini menunjukkan bahwa orang-orang Advent Hari Ketujuh dan Sabbatarians lainnya salah menetapkan hari Sabtu sebagai hari untuk kebaktian. Pada “hari pertama dalam minggu itu” dalam kalender Romawi jelas hari Minggu. Sampai hari ini Minggu masih menjadi hari pertama dalam setiap kalender hari ini. Kita berpikir hari itu sebagai hari terakhir, namun semua kalender kita menunjukkan itu sebagai “hari pertama dalam minggu.” Orang-orang Advent Hari Ketujuh dan Sabbatarians lainnya mengajak kita kembali ke Perjanjian Lama dan beribadah pada hari Sabat, yang jatuh pada hari Sabtu. Sabat pada hari Sabtu adalah untuk memperingati Allah beristirahat pada hari ketujuh penciptaan,
“Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu” (Kejadian 2:3).
Namun “hari pertama dalam minggu,” hari Minggu, untuk memperingati kebangkitan Kristus, dan Perjanjian Baru. Kristus bangkit dari antara orang mati pada hari pertama, hari Minggu. Kristus bangkit dari antara orang mati pada hari Minggu pagi. Dan pada hari Minggu malam, pada hari Ia bangkit dari antara orang mati, Ia berjumpa dengan murid-murid-Nya.
“Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: ‘Damai sejahtera bagi kamu!’” (Yohanes 20:19).
Kristus bersama dengan murid-murid-Nya dan mengadakan kebaktian Kristen yang pertama bersama dengan mereka pada malam itu, pada hari pertama Dia bangkit dari antara orang mati, pada hari pertama dalam minggu itu, pada Minggu malam.
Kristus bersama dengan mereka lagi pada Minggu berikutnya, pada waktu Tomas menjadi percaya (Yohanes 20:28-29). Jadi, ini jelas bahwa orang Kristen mula-mula beribadah kepada Kristus pada hari Minggu, sejak Minggu pertama ketika Yesus bangkit dari antara orang mati. Itu persis apa yang para Murid terus lakukan, selama beberapa tahun kemudian, ketika kita membaca dalam ayat kita ini,
“Pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam” (Kisah Rasul 20:7).
Orang-orang Advent Hari Ketujuh dan Sabbatarians lainnya gagal menghormati kebangkitan Kristus, dan Perjanjian Baru, dengan kembali ke Sabat Perjanjian Lama, dari pada beribadah pada hari Kristus bangkit dari antara orang mati untuk membawa ke dalam Perjanjian Baru. Itu adalah alasan pertama ayat ini.
Alasan keduanya adalah ini: untuk membangun jemaat yang menarik para pemuda, kita harus kembali ke metode jemaat mula-mula, seperti yang terekam dalam Kitab Kisah Para Rasul. Kebanyakan kebaktian pada jemaat mula-mula dilakukan pada malam hari. Dr. Charles John Ellicott menekankan bahwa “praktik ibadah gereja mula-mula dilakukan pada malam hari” (Charles John Ellicott, Ellicott’s Commentary on the Whole Bible, Zondervan, n.d., volume VII, hal. 139). Jemaat mula-mula mengadaan kebaktian doa pada malam hari (Kisah Rasul 16:29-34). Mereka mengadakan Perjamuan Tuhan dan diakhiri dengan makan bersama pada Minggu malam (Kisah Rasul 20:7, 11). Ini adalah salah satu atraksi yang luar biasa dari jemaat mula-mula. Mereka memiliki sesuatu untuk anak-anak muda lakukan pada Minggu malam! Itu adalah salah satu alasan harfiah yang menyebabkan ribuan anak-anak muda membanjiri jemaat mula-mula pada abad pertama! Dan kita harus mengikuti teladan mereka untuk diterapkan hari ini! Kembalikah – ke gereja – malam ini! Anda harus senang melakukannya! Tidak ada hal yang seindah itu di Los Angeles pada Minggu malam!
“Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi”
(Yohanes 13:35).
Mari kita membangun persekutuan malam ini, pada Minggu malam, seperti yang pernah dilakukan oleh orang-orang Kristen mula-mula! Mari kita tunjukkan kepada semua orang bahwa kita saling mengasihi malam ini! Kembalilah – ke gereja – malam ini! Dan kita akan makan malam bersama, dan mendengar khotbah Minggu malam ini!
Selanjutnya, perikop Kitab Suci ini (Kisah Rasul 20:7-12) mengajar kita suatu pola atau metode dari jemaat mula-mula. Paling sedikit ada tiga hal yang kita harus pelajari dari perikop ini jika kita ingin menjangkau anak-anak muda di gereja kita, seperti yang pernah mereka lakukan.
I. Pertama, mereka beribadah pada Minggu malam.
Lihat kembali ayat kita,
“Pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam” (Kisah Rasul 20:7).
Saya tidak akan khotbah sampai tengah malam malam ini. Saya hanya akan berkhotbah sekitar lima puluh menit, dan kemudian kita akan menikmati persekutuan bersama. Namun jarang-jarang saya memiliki kesempatan untuk berkhotbah lebih lama dari itu. Suatu kali Dr. W. A. Criswell berkhotbah sejarah Alkitab dari awal sampai akhir pada Minggu malam. Itu adalah khotbahnya yang sangat terkenal, “The Scarlet Thread Through the Bible,” yang ia khotbahkan selama 4½ jam pada Minggu malam, 31 Desember 1961 di First Baptist Church of Dallas, Texas. Itu adalah khotbah yang luar biasa, dan Anda dapat mendengar rekamannya dengan klik pada hyperlink pada judul di atas. Saya ingin kita memiliki rekaman khotbah dari Rasul Paulus yang panjang pada malam hari di jemaat di Troas. Kita hanya dapat membayangkan bahwa itu seharusnya bahkan lebih luar biasa dari khotbah empat jam setengah dari Dr. Criswell yang luar biasa pada kesempatan yang sangat mengesankan di Dallas pada Minggu malam dulu itu.
Namun hal penting untuk dicatat dalam Kisah Rasul 20:7 ini adalah jelas bahwa jemaat beribadah pada Minggu malam! “Pada hari pertama dalam minggu itu” adalah hari Minggu dalam kalender Romawi, dan demikian juga dalam setiap kalender kita hari ini. Dr. J. Vernon McGee berkata,
Ini berarti bahwa mereka mengadakan Perjamuan Tuhan pada hari Minggu. Itu adalah pada hari ketika Paulus berkhotbah kepada mereka. Jemaat mula-mula beribadah pada hari pertama dalam minggu itu [hari Minggu]. Itu adalah hari yang penting karena itu adalah hari Kristus bangkit dari antara orang mati. Di bawah kreasi lama hari ketujuh adalah hari yang penting, hari Sabat. Itu adalah milik kreasi lama. Pada hari Sabat Yesus mati, masuk ke dalam kubur. Pada hari pertama minggu itu [hari Minggu] Ia bangkit kembali. Kita beribadah pada hari itu, karena kita sekarang bersatu dengan Kristus yang hidup. Itu adalah kesaksian tentang [Minggu] hari pertama dalam minggu itu (J. Vernon McGee, Th.D., Thru the Bible, Thomas Nelson, 1983, volume IV, hal. 602).
Dr. Ellicott menambahkan, “Dan pada hari itu [Minggu] mereka berkumpul bersama, sungguh pada malam hari setelah matahari terbenam” (ibid., hal. 138). Jemaat mula-mula menjadikan hari Minggu malam sebagai hari untuk beribadah. Itu sangat penting. Saya berpikir ini adalah kunci menuju kesuksesan mereka yang luar biasa dalam memenangkan banyak sekali anak-anak muda – sebagaimana yang pernah mereka lakukan.
Ketika gereja mulai memusatkan pada pelayanan orang-orang dewasa saja, ini cenderung merendahkan atau menolak kebaktian Minggu malam. Namun jika kita ingin menarik anak-anak muda, antara umur 18 sampai 30, kita harus menghidupkan kebaktian minggu malam – seperti yang mereka lakukan dalam Kisah Rasul! Kembalilah ke gereja – malam ini! Anda akan menikmati khotbah – dan persekutuan! Mengapa mau kesepian sendiri? Kembalilah – ke gereja Minggu malam ini. Kembalilah malam ini!
II. Kedua, mereka mendengarkan khotbah pada Minggu malam.
Khotbah yang Rasul Paulus sampaikan pada Minggu malam lebih mendalam dari pada yang ia khotbahkan pada Minggu pagi. Dan saya berpikir adalah penting untuk mengkhotbahkan kebenaran-kebenaran yang lebih mendalam dari Alkitab pada setiap Minggu malam. Kita menyampaikan khotbah-khotbah sederhana pada minggu pagi – namun kita akan masuk ke dalam kebenaran-kebenaran yang lebih mendalam dari Alkitab pada setiap Minggu malam. Saya akan berbicara tentang masalah pertobatan malam ini. Kembalilah dan belajar tema yang agung ini bersama dengan kami malam ini! Itu akan menguatkan iman Anda, dan menolong Anda! Saya berjanji kepada Anda bahwa saya tidak akan berbicara selama Paulus berkhotbah pada kesempatan itu, namun saya akan mencoba memberikan sesuatu untuk Anda pikirkan, dan Anda bawa pulang.
Saya percaya bahwa ini penting untuk mengkhotbahkan Injil dalam setiap kesempatan. Paulus berkata,
“Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan”
(I Korintus 2:2).
Saya mencoba untuk terus menjadikan Injil Kristus sebagai pusat dari semua khotbah saya. Namun setiap Minggu malam, kita akan belajar lebih mendalam tentang Injil dan tema-tema yang berhubungan dengan itu.
Pendeta saya, Dr. Timothy Lin, dulu berkata demikian,
Peliharalah semua hari dari Hari Tuhan seperti yang Tuhan sendiri lakukan. Mulai dengan menyembah Allah sebagai sang Pencipta pada pagi hari, dan menyembah Allah sebagai Bapa Sorgawi pada malam hari pada kebaktian malam (The Testimony of a Shepherd, 1994, hal. 8).
Saya berpikir Dr. Lin benar ketika ia berkata tentang tahun 1960-an dan 1970-an! Jika kita ingin memenangkan dan memuridkan banyak anak muda, kita harus menghidupkan, dan mengadakan kebaktian yang menarik pada setiap Minggu malam!
III. Ketiga, mereka memiliki persekutuan yang luar biasa pada Minggu malam.
Dalam Kisah Rasul 20:11 kita membaca,
“Setelah kembali di ruang atas, Paulus memecah-mecahkan roti lalu makan; habis makan masih lama lagi ia berbicara, sampai fajar menyingsing. Kemudian ia berangkat”
(Kisah Rasul 20:11).
Jamieson, Fausset, dan Brown berkata,
Betapa indahnya persekutuan Kristen yang terekam dalam catatan ini – begitu menyenangkan dan membebaskan, pada keadaan-keadaan seperti ini, itu harus menjadi…khidmat (A Commentary on the New Testament, Eerdmans, 1976, volume III, hal. 147).
Kita tidak harus berpikir bahwa hanya Minggu malam saja mereka makan bersama namun “masih lama lagi ia berbicara.” Tidak, inilah yang sering terjadi, setiap Minggu malam, di jemaat mula-mula, menurut Kisah Rasul 2:46-47. Tidak heran bila
“tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan” (Kisah Rasul 2:47)!
Justinus Martyr (+100-165 M), menulis pada abad kedua, yang menjelaskan kepada kita bahwa orang-orang Kristen mula-mula ini mengadakan pertemuan pada hari Minggu, yang mereka sebut dengan “Hari Tuhan,” yang tentangnya ia berkata, “Semua, baik di kota besar maupun desa, mereka berkumpul di satu tempat untuk mengadakan ibadah keagamaan” (dikutip oleh Dr. John Gill, catatan untuk Kisah Rasul 20:7).
Matthew Henry menjelaskan kepada kita bahwa orang-orang Kristen mula-mula memiliki persekutuan yang luar biasa:
Mereka saling mengasihi antara satu dengan yang lain, dan sangat ramah. Kemurahan hati mereka sama istimewanya dengan kesucian mereka, dan persekutuan mereka dalam ibadah yang kudus mempererat hati mereka antara satu dengan yang lainnya, dan mereka begitu saling menyayangi antara satu dengan yang lainnya (komentar untuk Kisah Rasul 2:46-47).
Orang-orang ini tidak hanya “pergi ke gereja” untuk mengikuti satu atau dua jam kebaktian pada Minggu pagi! Mereka berkumpul bersama beberapa kali dalam seminggu, kebanyakan pada pertemuan-pertemuan malam. Kita tidak harus berpikir bahwa mereka menghabiskan semua waktunya untuk berkumpul mendengarkan khotbah dan berdoa, walaupun mereka melakukan itu juga. Namun mereka juga “masih lama lagi berbicara” (Kisah Rasul 20:11). Ini penting bagi kita untuk berkumpul di gereja dan “masih lama lagi berbicara.” Kita perlu berbincang-bincang antara satu dengan yang lainnya. Ini adalah bagian dari apa yang membuat gereja sebagai rumah kedua. Kita senang pulang ke gereja walau hanya untuk duduk bersama dan saling “berbincang-bincang.”
Betapa dingin dan sepinya dunia di luar sana – di jalan-jalan kota itu. Ada ribuan orang, namun tak satu orang pun yang menatap dan mempedulikan Anda. Seringkali Anda merasa sendirian. Anda pulang ke rumah, dan sering orang tua Anda yang belum Kristen terlalu sibuk untuk berbincang-bincang dengan Anda. Anda duduk sendiri di depan TV atau komputer. Kebanyakan anak muda sering merasa kesepian. Suatu jajak pendapat belakangan ini mengindikasikan bahwa tingkat kesepian di kalangan anak muda menjadi masalah terbesar yang mereka hadapi.
Apakah Anda pernah seperti itu? Apakah Anda pernah merasa kesepian yang menyakitkan yang menghantui begitu banyak anak muda hari ini? Seorang anak muda berkata kepada saya, “Saya begitu kesepian, dan saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan.” Saya katakan kepada Anda apa yang harus Anda lakukan – pulanglah ke gereja! Lakukan itu malam ini! Lakukan itu Minggu depan! Pulanglah ke gereja – mari kita duduk dan berbincang-bincang dan menikmati persekutuan dengan menyediakan waktu cukup “lama.” Itulah persekutuan Kristen! Pulanglah ke gereja setiap minggu! Dan pastikan kembali datang malam ini! Lakukanlah!
Saya ingin menceritakan kepada Anda tentang seorang anak muda yang tertidur ketika Paulus sedang berkhotbah – namun saya kehabisan waktu! Cukuplah untuk mengatakan bahwa Anda tidak harus seperti dia! Saya akan melakukan yang terbaik untuk tetap membuat Anda terjaga ketika Anda datang kembali malam ini! Dan Anda akan mendengarkan dengan seksama khotbah malam ini. Itu dapat mengubah seluruh hidup Anda!
Orang-orang Kristen pada abad pertama berkumpul bersama pada Minggu malam untuk mendengarkan pemberitaan Firman dan menikmati persekutuan itu. Tidak heran ribuan anak muda membanjiri gereja pada waktu itu!
Saya berharap agar Anda mau membantu saya membuat gereja kita ini menjadi seperti jemaat mula-mula. Dan saya berharap dan berdoa agar Anda mau menerima Yesus Kristus dan bertobat. Kristus telah mati di kayu Salib untuk menebus dosa-dosa Anda. Kristus telah bangkit secara jasmani dari antara orang mati untuk memberikan hidup kekal kepada Anda.Kristus berdoa untuk Anda sekarang ini – di Sorga, di sebelah kanan Allah. Datanglah kepada Kristus dan biarlah dosa-dosa Anda disucikan oleh darah-Nya, dan dipertobatkan kepada Kristus oleh kuasa Allah.
“Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya” (Yohanes 1:12).
Dan Ia benar-benar akan melakukan itu untuk Anda!
(AKHIR KHOTBAH)
Anda dapat membaca khotbah-khotbah Dr. Hymers setiap minggu di Internet
di www.realconversion.com. Klik on “Khotbah Indonesia.”
Pembacaan Alkitab Sebelum Khotbah oleh Dr. Kreighton L. Chan: Kisah Rasul 20:6-12.
Pujian Solo Sebelum Khotbah oleh Mr. Benjamin Kincaid Griffith:
(by John Fawcett, 1740-1817).
GARIS BESAR KHOTBAH JEMAAT MULA-MULA (THE EARLY CHURCHES) oleh Dr. R. L. Hymers, Jr. “Pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam” (Kisah Rasul 20:7). (Kejadian 2:3; Yohanes 20:19, 28-29; I. Pertama, mereka beribadah pada Minggu malam, II. Kedua, mereka mendengarkan khotbah pada Minggu malam, III. Ketiga, mereka memiliki persekutuan yang luar biasa pada |